Harapan dan juga keputusasaan umat manusia adalah bahwa kelompok-kelompok sosial tak pernah secara sadar mendorong apa yang diakui sebagai buruk, tapi mereka sedang terus-menerus menjadi begitu terbiasa dengan satu keburukan atau lebih.
Pengamat kompeten tidak akan menyangkal bahwa perubahan-perubahan tertentu pada standar moral di AS berkaitan sedikit-banyak dengan eksploitasi film. Nilai relatif pengaruh tersebut dalam gambaran lengkap stimulus-stimulus yang beraksi terhadap publik merupakan masalah yang terlalu kompleks untuk diskusi ini.
Yang membuat subjek ini semakin sulit, pertanyaan “apakah perubahan itu membantu atau menghalangi kemajuan sosial” melibatkan banyak faktor yang berinteraksi. Sebagai sebuah contoh perubahan standar moral, kita dapat mengutip angka perceraian yang terus naik. Apakah perubahan-perubahan demikian sebuah keuntungan atau malapetaka, bukan maksud artikel ini untuk mencoba menentukannya. Artikel hanya dimaksudkan untuk mengutip fakta dan opini yang menunjukkan sejauh mana film telah mendorong atau memperkuat sejumlah perubahan perilaku moral.
Ruang yang terbatas tidak memungkinkan untuk secukupnya mengupas aspek yang memberi harapan maupun aspek yang mematahkan semangat dari masalah ini. Karena ciri menyenangkan dan konstruktif sedang terus-menerus ditampilkan kepada publik melalui propaganda terorganisir yang dirancang oleh beberapa orang bergaji paling tinggi di AS, penulis merasa dibenarkan dalam mengesampingkan tahap ini dengan beberapa pernyataan umum dan mencurahkan sebagian besar ruang untuk elemen-elemen meresahkan yang menantang perhatian paling serius dari kita.
Dapat dinyatakan sekarang juga bahwa kebanyakan film berita (
newsreel), film perjalanan, dan subjek edukatif ditampilkan sedemikian rupa sehingga menyediakan pengayaan kultural untuk khalayak umum sampai taraf yang sebelumnya tidak pernah memungkinkan. Romansa dan petualangan sehat disediakan bahkan untuk kaum buta huruf, dan menjadi penghibur tepat waktu untuk monotoni kerja borongan dan banting-tulang dengan mesin. Gambar-gambar sehat, terutama dalam tahun-tahun terakhir, telah menjadi mayoritas, dan kemajuan dalam kesenian dan teknik sungguh menakjubkan. Di sisi lain, sudah ada rilis-rilis anyar yang lebih mungkin akan meruntuhkan standar moral lazim daripada apapun yang penulis amati selama lima belas tahun memperhatikan film. Kesenian dan teknik yang meningkat sering menyediakan daya tarik untuk hal-hal diragukan yang tadinya tidak menarik karena kekasaran. Lebih jauh, antusiasme seseorang terhadap film bagus seringkali digegerkan oleh sesekali sentuhan vulgaritas atau penekanan sensual, yang tampak tak punya nilai penting untuk film kecuali sebagai dasar untuk iklan sensasional.
Regulasi Sangat Dibutuhkan
Fakta bahwa mayoritas rilis anyar adalah sehat tidak menyediakan dalih untuk memperturutkan pesta-pora optimisme buta. Setiap beberapa tahun sejak masa kecil industri film, sudah ada periode-periode pembersihan diri, dilecut oleh ancaman tindakan perbaikan legal, yang mana bermanfaat tapi tak pernah cukup tuntas untuk mencegah kekambuhan. Lebih lanjut, meski banyak dari pembersihan ini terjadi berkat orang-orang film berjiwa besar, yang sudah membayangkan kaitan antara kesejahteraan publik dan masa depan hiburan layar, tak seorangpun bisa mengatakan sejauh mana publik telah disesatkan oleh janji-janji dan propaganda yang dirancang untuk melewati periode kebangunan publik.
Harus ditekankan pula bahwa perilaku dapat dipengaruhi secara merugikan oleh sejumlah kecil pertunjukan anti-sosial yang sampai kepada khalayak umum. Keamanan sosial menuntut kontrol terus-menerus terhadap insting-insting sok kuasa, yang sangat mudah dilepaskan di bawah kondisi yang menghasilkan konsekuensi tragis. Ini terutama berlaku pada generasi muda dan orang-orang bermental belum dewasa.
Pengaruh satu siswa dapat menjadi sumber penyimpangan bagi sebuah kelas berisi lima puluh orang.
Jika sebanyak sepuluh persen dari film yang diedarluaskan sama ekstrimnya dengan beberapa film yang disebutkan sesudah ini, situasi akan sangat serius. Publik film bereaksi menolak overdosis apapun, entah itu hal seks, film sejarah, atau tontonan. Dalam beberapa tahun, eksploitasi bisa diulang dalam cara berbeda, dengan teknik tambahan yang membuat efek film-film menjadi lebih baik atau lebih buruk tergantung situasi. Pada 1916 kebanyakan produser sudah melihat petaka vampir ular gaya lama; kekejian si vampir tak perlu dipertanyakan, dan di tengah hadirin seseorang dapat mendengar bisikan seruan “Bukankah dia mengerikan?”