Skip to content
Setan dan Kawan-kawan – Relift Media

Setan dan Kawan-kawan Cerita fiksi humor

author _Ralph Bennitt_; date _1956_ genre _Humor_; category _Cerpen_; type _Fiksi_ “Buat dirimu seukuran portir dan mendaftarlah di Droshky Hotel sebagai Pangeran Navi dari Baghdad dengan lima puluh sumur minyak Persia untuk dijual. Biarkan mereka melihat emas dan batu-batu permatamu. Dan ingat, kau akan bertanggungjawab atas duit berapapun yang kau lempar kepada para wanita dan godaan. Berangkat!”
Lucifer tidak yakin bahwa perbaikan yang tepat telah dilakukan di Neraka. Jadi dia memakai sedikit sulfur dengan keterampilan Setanik.

1

Nick merasa riang gembira usai liburan setahun seba­gai mahasiswa. Kira-kira sedetik setelah meninggal­kan Bumi, dia memperlambat perjalanannya ke kecepatan cahaya medium dengan bergeser dari dimensi kelima ke keempat. Meski masih sejuta mil di atas limbah Chaos dan dua kali jarak itu dari gerbang-gerbang Neraka, mata sinar-X-nya sigap melihat sesuatu yang berbeda di jalan, jauh di bawahnya. Dosa dan Maut membangun jalan raya lebar itu beraeon-aeon sebelumnya. Sekeluar dari Neraka, agaknya untuk me­laksanakan pekerjaan mereka selamanya di tengah manusia, mereka mengerjakan konstruksi orisinil yang sangat bagus. Tapi waktu telah membinasakan jalur berderetkan bunga mawar itu, dan tak heran jika pada saat memulai cuti sabbat­nya, Nick memerintahkan kepala insinyurnya untuk memper­baiki jalan tersebut sebagai langkah pertama dalam rencana­nya memodernisasi Neraka. Rupanya, pak Mulciber telah melakukan sebuah pekerjaan hebat, dan Nick terbahak-bahak melihat bukti-bukti kejeniu­san si insinyur dan Belial yang cerdik, si pelawak istana tampan. Sang Kepala Propaganda telah menambahkan iklan di banyak restoran baru sepanjang jalan itu, dan arwah-arwah tak waspada yang sedang pergi ke arah neraka mengamati pemandangan-pemandangan cantik vegetasi subur, sebagai ganti hamparan suram seperti Texas Panhandle. “Sulap magik iblisi” ini juga mengubah iklim buruk Chaos ke 72⁰ F yang stabil dan mengeluarkan wangi buah-buahan dan bunga-bungaan yang sejuk segar. Sepuluh ribu drakhma, satuan mata uang fiktif yang ditetapkan oleh pak Mammon licik, adalah tarif flat untuk penggunaan jalan tersebut. Tak tahu akan “Biaya Transpor­tasi” ini, atau bagaimana membayarnya, banyak sekali arwah peziarah meluncur menuruni perbukitan curam—dan berse­nang-senang. Pekikan riang mereka sampai ke kuping Nick yang agak besar, meski tidak ada udara seperti yang dikenal para makhluk. Pak Mulcie yang pintar telah memasang tana­man-tanaman pembeku di sana-sini untuk meratakan permu­kaan jalan dengan es berkilau. Nick berhenti di atas serombongan arwah pria dan gadis yang meluncur menuruni bukit dengan pantat mereka dan berjubel di dasar. Sebuah perubahan asyik dari bepergian de­ngan tenaga mereka sendiri. Kecepatan maksimum mereka, meski cepat dan tak bisa dimengerti bagi para makhluk, tampak relatif lambat bagi para senior Neraka. Hanya Nick dan pandu terbaiknya, Cletus, yang bisa bergerak dengan kecepatan pikiran—“Click-Click Transportation”. Terus melayang, dengan senyum senang di wajah merah kurusnya, Nick berhenti beberapa kali untuk membaca papan-papan selamat datang buatan Belial. “Mati dan saksikan Napoli orisinil dalam segala keinda­han alaminya,” kata satu papan. “Cobalah mata air sulfur panas kami dan jadilah jiwa baru.” Kesenangan-kesenangan paling meriah dijanjikan kepada semua, dan para pegolf mendapat perhatian khusus. “Mendaftarlah bersama pro di klub golf favoritmu agar kau bisa memenuhi syarat. Tak ada pungutan biaya untuk jasa pro yang akan mengajarimu untuk melakukan break 80. Makan siang dan minuman gratis di kesemua Nineteenth Holes.” Tak ada arwah bodoh bakal bertanya-tanya dirinya me­menuhi syarat untuk apa, pun tidak menyangka dirinya bakal menyekop 80 juta ton batu bara dan abu sebelum handikap­nya diturunkan cukup banyak untuk mendatangkan upah berupa satu set stik golf atau bahwa makan siang dan minuman gratis itu adalah bongkahan batu belerang, udara bersulfur, dan air Sungai Styx yang selalu persis di bawah titik didih 3.000⁰ F. Seribu lapang golf baru, tempat judi, dan bar milik Neraka akan tersedia hanya setelah jiwa-jiwa tertindas mengerjakan pekerjaan buruh biasa selama satu atau dua milenium. Tran­saksi curang memang, tapi semuanya bagian dari rencana induk Nick untuk membuat dirinya dan legiun-legiunnya kembali ke Surga. Dengan memodernisasi Hades, dia berharap akan men­jengkelkan “Bos Besar di Atas” (BBA) seraya mengalihkan perhatian dua pemantau langit siaga itu, Michael dan Rap­hael, dari ide utamanya. Dalam serangkaian langkah berani, yang hanya diketahui oleh Nick dan Dewan Pengurus atau Majelis Inti-nya, umat manusia akan dihapus dari bumi—dan dengan demikian membawa Sang BBA ke dalam irama. Atau begitu harap Nick. Sebagai langkah pertama, dia menghabiskan setahun sebagai Pudzy, seorang mahasiswa, belajar elektronika dan segala macam keterampilan modern. Dia menikmati liburan di Bumi meski kesal saat ingat dirinya terpaksa berbuat baik di sana-sini. Pemikiran jeda-jeda setanik ini membuatnya cemberut, tapi mood riangnya kembali saat dia melihat ger­bang-gerbang familiar Neraka terbuka lebar mematuhi siul­annya. Gelombang frekuensi tinggi siulan itu juga membangun­kan Kerberos, anjing penjaga berkepala tiga, selain meng­gerakkan “The Dingus”. Alat elektronik ini Nick curi untuk mengoperasikan tiga gerbang berat tiga rangkap berbahan adamantin, kuningan, dan besi. Dia melambat ke kecepatan supersonik, mengebelakang­kan sayap-sayap merah besarnya dan melakukan pendaratan rapi tiga titik tanpa melukai panah setajam jarum di ujung ekor hitam panjangnya. Masih merasa riang, dia menendang ketiga kepala Kerberos, lalu melesat menyusuri terowongan menuju tepi utara Sungai Styx. Di sana dia berhenti untuk melihat jembatan gantung sepuluh lajur yang Mulciber bentangkan di atas air hitam ber­uap. Nick bertanya-tanya bagaimana jenius renta itu melaku­kan perbuatan sehebat itu ketika tembok hitam tebal jatuh di ujung jembatan. “Biayanya lima ribu rubel untuk menyeberang, tuan,” panggil Charon dengan suara pekat. Pekerja sungai renta yang telah mengangkut arwah-arwah baru menyeberangi perbatasan bumi-neraka selama beraeon-aeon itu baru saja pulang seusai liburan setahun di Moskow. Dia menyembunyikan sebuah botol di bawah bangku batu belerangnya, lalu meluruskan dasi merah norak sambil ber­belok-belok maju. Iblis yang diubah, Charon. Setahunnya di Redland telah berpengaruh lebih dari sekadar memasukkan­nya ke dalam setelan musim panas rapi. Walaupun tidak terlalu cerdas, dia punya daya-daya observasi tak biasa. Dia suka meniru omongan ganjil pelanggannya, khususnya para pencari emas asal Amerika. Para pegawai kawakan garang tapi tak berbahaya ini bekerja di pekerjaan-pekerjaan ganjil di sekitar halaman istana dekat situ, dan dalam si tukang feri mereka mendapati jiwa seperasaan. Nick melihati dasi merah pak tua setia itu dengan heran. “Apa, demi St. Petrus, yang sedang kau minum, Char?” “Vodka,” Charon megap-megap. Mengenali suara galak itu, dia mencoba memfokuskan mata muramnya. “’Aaf, Yang Mulia. Aku habis datang dari jauh dan sendirian. Pengganti­mu, Pudzy, memberiku sebuah botol ’belum dia kembali ke Ameriky, dan dingin sekali di Musk-Cow di atas sana, jadi aku minum beberapa teguk, dan aku senang sekali bisa kembali sampai-sampai aku menjilati sisanya, jadi aku tak mengenali Yang Mulia saat datang melesat, dan tolong maafkan—” Nick menepuk pundak kurus-kering pak tua yang ketaku­tan itu. “Sebaiknya masuk dan tidurkan saja, Char.” “Astaga, mencegatmu!” “Biarkan setiap orang masuk sampai aku beri perintah lain. Lupakan juga tarif tolnya, dasar pengomplot tua.” “Yeah, siap!” Terkekeh gembira, Charon kembali ke sta­siun dengan tertatih-tatih dan meletakkan satu tangan pada sorot mata foto-elektrik. Gerbang berat itu bergeser ke atas tanpa suara. “Beratnya seribu lima ratus ton, kata Mulcie, dan aku bahkan tidak menekan tombol.” “Kau masih berbau seperti seorang Komunis, Char,” kata Nick, menghirup udara sulfur yang sehat. “Bagaimana kau bisa bekerja sebagai penjaga jembatan kalau kau baru kem­bali dari Moskow?” “Perintah dari Beelzebub, dan sekarang hampir setengah jam sejak bung ini melewati jembatan. Aku sedang melan­tung pulang, teman-teman bersama semua orang, aku—” “Bung apa?” Charon menggarukkan jeraminya yang mengerikan. “Kalau dipikir-pikir, aku tak pernah lihat dia sebelumnya. Aku sedang berdiri di belakang sana, menengok perahu kecil lamaku di bawah dan bertanya-tanya soal pekerjaanku, saat bung ini muncul. ‘Ini untukmu, Charon,’ katanya, dan meng­ulurkan blangko surat resmi tahan apimu, dibubuhi tulang bersilang dan darah menetes—” “Yeah, yeah. Seperti apa rupa orang asing ini? Apa nama­nya? Siapa yang meneken kertas itu?” “Beelzebub menekennya. Aku duga aku kenal John Henry-nya iblis Nomor Dua-mu meskipun aku tukang feri dungu.” Mungkin merasa sudah berbuat kesalahan, Charon hampir menangis. “Kertas ini menunjukku sebagai kepala pemeli­hara jembatan mulai sekarang sampai akhir keabadian, dan, karena khawatir soal pekerjaanku, aku langsung bergegas. Kau yang pertama—” “Ke arah mana dia pergi? Seperti apa rupanya?” Charon hampir berkata “Ke arah sana”, seraya mengge­lengkan kepala dan mengarahkan telunjuk gemetar ke pesisir jauh. “Coba kuingat. Dia mengenakan pakaian rapi sepertiku, dan dia melesat pergi seperti arwah-arwah kerak atas saat tergesa-gesa—yang mana tidak sering. Matanya kecil licik, agak biru pucat, badannya lebar pendek, dan dia berbicara bahasa Amerika sefasih aku. Kalau dipikir-pikir, omongannya patah-patah, dan dia berbau seperti sekebun polong manis.” “Sangat bagus, memang.” Meninjau dokumen, Nick ter­senyum mengenali pemalsuan tandatangan Beelzebub. Dia mengeluarkan pena yang menulis di bawah api sebaik di bawah air, dan menuliskan “Nick”, lalu menjejalkan dokumen itu ke kedua tangan Charon yang bersemangat. “Ini mem­berimu pekerjaan ini selamanya—atau sampai aku mencabut penunjukan.” “Sepakat!” pekik Charon. “Boss, kau harus dengar petua­langanku di Redland. Aku beromongkosong dengan Perdana Menteri baru itu, Andrei Broncov, dan Menteri Kebudayaan-nya, Vichy Volonsky.” Nick menyeringai tajam. “Aku dengar sedikit soal peruba­han-perubahan terbaru di Kremlin. Apakah kakitangan lamaku sehat-sehat? Dan apa mereka punya masalah sejak pembubaran geng lama itu?” “Bagaimana bisa kau sebut sampah masyarakat yang gemuk itu, Broncov, kakitanganmu?” Charon mengernyit, mencoba mengumpulkan akalnya di depan sosok menakut­kan itu. “Dia tak bertanya tentangmu. Dia mengira aku anak jadah Joe Stalin, jadi bagaimana dia akan tahu kau dan aku berkawan? Aku beli dasi merah ini dan menyewa kamus tidur untuk lebih menangkap bahasanya, dan—” “Kamusmu mungkin membocorkan informasi kepada MVD.” “Tidak selagi emasku bertahan. Bagaimanapun, orang-orang punk itu dinilai terlalu tinggi. Licin, mungkin, dan mereka pandai berbohong. Mereka lebih sudi membunuhmu daripada makan sarapan.” “Pembersihan, itu istilahnya. Komrad-komrad lama yang Broncov buang sebulan lalu kini sepenuhnya paham artinya. Bagaimana si komrad?” “Astaga, bos, aku muak mendengar kata itu. Mereka me­ngatakannya sangat cepat. Broncov sibuk, sudah pasti. Sejak mengambil alih pekerjaan Nomor Satu, dia mengirim banyak teman terbaiknya ke sini. Untuk menemani Joe Stalin, bilangnya padaku. Dia terlihat gemuk bahkan jika Bill Sha­kespeare mengatakan nasib baru ini—” “Aku kira dia dan kawan-kawannya merayumu dengan miras,” kata Nick. “Mereka coba meminumku di bawah meja.” Charon mem­belah tawa menjadi dua. “Astaga, aku hampir lupa. Kau tahu apa yang si ular, Bronco, celotehkan sebelum pingsan? Laci paling atas. Hanya dia dan Vichy Volonskyvich ini yang tahu soal itu. Entah bagaimana, tampaknya Bronco tahu soal kau berlibur, jadi dia menyiksa banyak temannya sampai meng­aku bersekongkol melawannya. Dia menjanjikan mereka ke­matian mudah jika mau bertingkah di sini. Apa kau suka itu?” “Orang-orang bodoh itu. Apa rencana dia?” “Aku tak yakin paham semua, karena bahasanya jadi lebih serak gara-gara vodka. Tapi aku dengar Neraka dipenuhi komrad-komrad yang telah bersumpah kepada dewa mereka, Lee-Nine, bahwa mereka akan melemparmu ke serigala-seri­gala. Mereka bermaksud mengeluarkan Joe Stalin dari peker­jaan memungut arang besi dan menjadikannya sekretaris di sini.” “Teruskan,” desak Nick dalam nada beralamat buruk. “Bagaimana caranya?” “Mereka sudah mencuri suatu senjata rahasia baru dan bermaksud melenyapkanmu dan setiap iblis berwenang se­hingga keadaan akan terorganisir rapi dan nyaman ketika mereka akhirnya sampai ke sini. Si Dungu—” “Laporan bagus, Char.” Senjata baru itu tidak terlalu mengusik Nick, tapi dari studi-studi mendalamnya mengenai penabrakan atom, dia memutuskan apapun bisa menimpa seorang iblis top hari-hari ini. Dia melanjutkan dengan cepat: “Setelah ini, endus semua pelangganmu dan pastikan mereka tidak berbau Merah. Kau tahu aromanya sekarang—polong manis dengan bau busuk dasar—jadi terus siagakan hidungmu. Saat kau mengenali seorang komrad, radiopon penjaga. Anak-anak itu akan tahu harus berbuat apa, kau bisa bertaruh dengan rubel terakhirmu.”
Judul asli : Satan and the Comrades<i=15M9gxOWNbYMjLDwBBO19FHgkt1v178iq 302KB>Satan and the Comrades
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Januari 2025
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Setan dan Kawan-kawan

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2025)