Skip to content
Pendidikan Untuk Negara Nasionalis – Relift Media

Pendidikan Untuk Negara Nasionalis Bacaan non-fiksi politik

author _Aurel Thomas Kolnai_; date _1938_ genre _Politik_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ “Kebenaran-kebenaran pedagogi bergantung pada kebenaran-kebenaran politik... Titik keberangkatan harus berupa susunan tertentu kehidupan Volk, yang darinya timbul kondisi-kondisi, kebutuhan-kebutuhan, dan ideal-ideal.” Individu tidak bisa dilatih kepada kemanusiaan yang terpisah dari “ideal kehidupan dan hukum sebuah bangsa”.
“Pengetahuan belaka bukanlah jaminan otoritas atas orang yang kebetulan kurang tahu hingga kini, tapi lebih bernilai... Siapa yang telah mendidik generasi muda kita untuk perjuangan kebebasan, dan memim­pin mereka menuju perjuangan itu? Apakah para filolog, ataukah para pemimpin badai SA dan Hitler Youth?... Dari Pendidik Liberal ke Pendidik Politik Kebangsaan adalah sebuah langkah panjang!” --J. Haupt
Universitas adalah “komunitas pertempuran antara Guru dan Murid”, kara Heidegge. Semua fakulti kehendak dan intelek harus dibentuk dengan pertempuran, dalam pertempuran, sebagai pertempuran. Berlawanan dengan kritik murahan, hal esensial tentang para Profesor Nazi bukanlah perhambaan mereka kepada Negara Fasis, bukan pembungkukan mereka kepada para pe­milik kekuasaan, semencolok apapun itu, tapi substansi Nazi tulen mereka yang tidak bisa betul-betul ditiru. Penting sekali untuk dipahami bahwa Nazisme bukan sebuah kecelakaan petaka tapi sebuah bid’ah sekuler, bukan sebuah petualangan nakal tapi sebuah kenyataan metafisik. Jika Hiedegger mem­bujuk Hitler, itu karena ibaratnya dia telah menghasilkan Hitler; di sisi lain, peran yang dimainkan Versailles dalam menciptakan Hitler bersifat kebidanan ketimbang repro­duksi. Bukti mencolok dari pandangan ini disediakan oleh Dilthey, si Profesor filsafat yang ringan dan bikin kantuk yang meninggal pada 1911, dan yang memberi pengaruh sangat besar pada Heidegger dan juga banyak pemikir Jerman kon­temporer lainnya. Dilthey adalah salah seorang pelopor besar relativisme yang tertaut dengan “tipologi” psikologis dan “filo­sofi Hidup”. Dia memang tidak bisa diminta bertanggung­jawab atas pembuahan politik oleh para pengikut metode risetnya; tapi kita dibingungkan oleh pemeriksaan terhadap pandangan-pandangannya, yang dicetak sesudah kematian­nya, mengenai pedagogi (lihat “Blätter für deutsche Philoso­phie”, No. 2, 1934): “Kebenaran-kebenaran pedagogi bergan­tung pada kebenaran-kebenaran politik... Titik keberangka­tan harus berupa susunan tertentu kehidupan Volk, yang darinya timbul kondisi-kondisi, kebutuhan-kebutuhan, dan ideal-ideal.” Individu tidak bisa dilatih kepada kemanusiaan yang terpisah dari “ideal kehidupan dan hukum sebuah bangsa”. Tuntutan Plato agar sudutpandang-sudutpandang privat dibuat tunduk total pada ideal Negara semakin ber­pengaruh pada Dilthey, sampai akhirnya dia membuang “dogma-dogma Liberal” dan jadi percaya bahwa “individu tidak bisa membentuk hidupnya ke dalam sebuah karya seni kecuali dengan beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan Kesatuan”. Secara umum, ide-ide kita tentang pendidikan akan men­cerminkan ideal-ideal kita mengenai etika, budaya, dan sains. Namun, ada satu poin yang dapat dipertimbangkan secara terpisah. Konsepsi tradisional kita akan pendidikan secara logis memuat penyimpangan tertentu dari konsepsi tradisio­nal kita akan masyarakat. Pusat gravitasi digeser dari elemen kebebasan dan hak perorangan ke elemen kemanusiaan dan kesempurnaan perorangan. Pendidikan berurusan dengan makhluk-makhluk belum jadi (unfinished being) dalam proses tumbuh dewasa, dan harus menghadapi masalah khusus berupa disiplin dan otoritas; tapi untuk alasan yang sama ia berkaitan khusus dengan klasikalitas dan idealitas. Kaum muda, lebih daripada kaum dewasa, harus diajari hal-hal pasti dan diarahkan ke sasaran-sasaran pasti; tapi sebagai gantinya mereka memiliki lebih banyak tuntutan untuk mela­kukannya demi pembentukan mereka sendiri, tanpa meman­dang kedaruratan masyarakat. Maksudku, bahkan “masyara­kat hari esok”, sebab itu adalah sambungan konkret dari masyarakat hari ini. Kita terbiasa menyematkan ide kesucian dan keabstrakan kudus pada ide manusia belum jadi (unfini­shed man): memandangnya sebagai pemikul pembaruan masyarakat tak henti-henti dalam semangat umat manusia abadi. Kita cenderung memahami pendidikan bukan sekadar sebagai proses metodis yang membantu anak-anak menjadi orang-orang, tapi juga sebagai jalan untuk orang-orang menghampiri Manusia. Ini adalah rahasia dari mengajari anak-anak dan generasi muda hal-hal “tak berguna”, hal-hal yang jauh dari masa mereka, hal-hal yang tak terkait dengan tujuan mereka kelak, hal-hal yang tampak seperti kemewa­han kurang kerjaan ketimbang barang-barang keperluan dekat atau dinantikan. Meski dipaksa untuk patuh, anak-anak adalah raja karena mereka dipikat, dipesona, ke negeri peri umat manusia yang diidealisasi, ke bulatan polos matematika murni, ke dunia abstrak dan santai wujud-wujud abadi. Hampir tak perlu dikatakan, sebuah jurang menganga antara fantasi ini dan ide pendidikan Nazi, yakni pembiakan bangsa “konkret ini” sebagai sebuah komunitas kehidupan dan kematian, komunitas tipe dan kekuasaan.
Judul asli : Education for the Nationalist State<i=1DncG2aMfAtsSAxbTSgzi924kGuvrftW6 407KB>Education for the Nationalist State
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Januari 2025
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Pendidikan Untuk Negara Nasionalis

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2025)