Agama di masa depan akan bukan saja menjadi cukup lebar untuk memasukkan setiap bentuk doktrin, spiritualitas, moralitas, ritual, organisasi, tapi akan berprogres sampai masing-masing elemen ini mencapai derajat perkembangan tertingginya.
Apakah agama memiliki masa depan? Masalah akan berbentuk seperti ini bagi banyak orang yang dalam pikirannya masih hidup semangat destruktif materialisme abad 18. Tapi aku yakin setiap orang yang melihat pertemuan agung ini, pertemuan agama-agama dunia, telah menjadi sangat sadar akan universalitas wahyu ilahi dan kekuatan abadi keyakinan beragama. Ada orang yang berpikir bahwa kelanggengan agama bergantung pada pembuktian atau pembantahan final wahyu dan otoritas kitab suci Yahudi dan Kristen. Aku sama sekali tidak mengakui hari ini bahwa sabda-sabda ilahi bisa kehilangan penghormatan unik yang sekarang mereka nikmati; tapi, hendaknya musuh-musuh agama tahu bahwa pembasmian total Alkitab bahkan tidak akan berkontribusi pada pendiskreditan satupun doktrin akidah Kristen.
Sedikitpun dogma kuno tidak akan hilang meski ingatan tentang teks-teksi suci dihapus dari pikiran manusia.
Bahkan lebih. Andai mungkin dogma-dogma lama menghilang; andai Kristen sendiri, dalam semua bentuknya, dan semua pengaruh peninggian halus yang memancar darinya, dihapuskan selamanya; ini menjelekkan atau menghancurkan agama pun tidak. Kepercayaan kepada Tuhan, kepada keabadian, kepada pahala dan hukuman kehidupan mendatang; kepada perantaraan malaikat dan santo, kepada inkarnasi ilahi, kepada kebenaran, kepada harapan, kepada kasih, kepada keadilan, kepada kemurnian, kepada komuni dengan Tuhan, kepada penyatuan dengan semesta hidup dan kasih, tidak akan menghilang bersama [hilangnya] Kristen, sebab mereka tidak diperkenalkan olehnya, pun mereka tidak pernah menjadi milik eksklusifnya.
Bahkan, tak satupun doktrin esensial agama Kristen, atau tak satupun bentuk aktivitas murah hati yang memikul nama Kristen, akan sepenuhnya hilang dari umat manusia, jika Kristen sendiri sampai terhapus dari sejarah. Tapi ini belum semua. Jika teisme bisa pergi; jika kepercayaan terhadap kekekalan bisa pergi; jika semua norma etika yang berlaku bisa pergi; jika yang supranatural dan yang metafisik dalam semua fasenya bisa pergi; agama akan tetap sebagai pelipur tertinggi umat manusia, inspirasinya yang paling manjur, pendorong utama evolusinya, bintang pemandu takdir kosmik.
Agama tidak bisa dihancurkan seperti halnya kekuatan; bahkan itu adalah manifestasi kekuatan paling perkasa dan juga paling agung di antara semua kekuatan, aspirasi manusia. Dalam struktur organisme manusia, dalam denyutan setiap sel, dalam jalinan setiap serat, tertulis kebenaran-kebenaran besar solidaritas kehidupan, koordinasi makhluk-makhluk, kerjasama kehendak-kehendak. Setiap nafas manusia adalah desahan akan yang tak tergapai, setiap pikiran manusia adalah mimpi persaudaraan kosmik, setiap volisi manusia adalah penggenggaman pakaian Tuhan Penyelamat. Adakah manusia yang tidak beraspirasi? Well, anggap saja ada; tapi di mana orang yang tidak mencinta/berkasih! Kau bilang orang semacam itu sama sekali cuek? Aku akan katakan padamu bahwa dia berbaring di atas dada Alam yang tercinta. Kau bilang orang seperti itu tidak mengenal sentimen selain kebencian? Aku akan tunjukkan padamu bahwa kebencian adalah bayangan dari kasih besar.
Dia yang mengasihi telah melempar dirinya ke dalam sungai kehidupan yang mengalir dari singgasana Tuhan; dan aliran suci itu, setelah melembabkan semua akar makhluk ciptaan, setiap tetesnya dikumpulkan oleh api Matahari Tak Diciptakan menuju biru langit dengan harapan abadi.
Tak satupun emosi kasih dalam dada manusia bisa gagal mencapai rumah abadinya, sebab kasih terbuat dari Tuhan, kasih adalah dari Tuhan, dan kasih adalah Tuhan.
Orang yang menulis teogoni kasih akan menunjukkan bahwa itu menghasilkan trinitas kebenaran, keindahan, dan kebaikan dalam dada manusia. Sebagai instrumen kebenaran, itu disebut perasaan ilatif atau intuisi; sebagai instrumen keindahan, itu disebut perasaan estetik; sebagai instrumen kebaikan, itu disebut perasaan moral. Tapi di luar kebenaran terdapat yang benar; di dalam keindahan tinggal yang indah; di balik kebaikan berdiri yang baik. Jadi kasih yang menghiasi jiwa dengan kebenaran, keindahan, dan kebaikan menjadi Tuhan di dalamnya, yang sekaligus dan paling Benar, Indah, dan Baik. Dalam kapasitas ini, itu dinamakan perasaan spritual. Ini adalah Deipara, Perawan di dalam, yang darinya, melalui kekuasaan Roh Kudus, bayi Kristus dilahirkan selamanya. Perasaan spiritual adalah umum pada semua manusia dan merupakan ibu biologis dari semua keyakinan keagamaan di seluruh dunia, apapun namanya atau apapun objeknya. Kebanyakan kita percaya bahwa fruktifikasi dari ketinggian diperlukan untuk melahirkan keturunan mulia ini; tapi jika siapapun berpegang pada partenogenesis luhur jiwa, aku tidak akan membantahnya. Bagaimanapun juga, tidak bisa disangkal bahwa agama, dalam aspek lima lipatnya yaitu doktrin, kehidupan spiritual, etika, seremonial, dan organisasi, akan dijumpai di setiap bangsa dan suku yang menyandang nama manusia. Benar bahwa bentuk-bentuk manifestasinya, intelektual, spiritual, moral, estetik, dan praktis, hampir tak terhitung dalam keanekaragaman mereka, tapi di dasar mereka semua terdapat prinsip-prinsip yang sama, naluri-naluri yang sama, aspirasi-aspirasi yang sama.
Kita tahu bahwa agama adalah benar, dan karenanya abadi, sebab ia universal. Apapun elemen dasar fitrah manusia, elemen itu pasti benar, sebab jika kita meragukan kebenaran fitrah kita sendiri, semua penalaran, semua pemikiran, semua tindakan, bakal menjadi kerancuan dan kita bakal tertelan dalam skeptisisme yang begitu sempurna sampai-sampai menjadi bunuh diri seketika dan sungguhan. Tapi oleh sebab kebenaran fitrah, semua manifestasinya yang beranekaragam harus dipandang sebagai begitu banyak mutiara pemikiran dan perasaan yang tergantung pada benang emas kebenaran yang sama.
Judul asli | : | The Future of Religion<i=1f280rlpfSXPKX0YCXMxGIRW-QncZeSDE 474KB>The Future of Religion (1893) |
Pengarang | : | Merwin-Marie Snell |
Penerbit | : | Relift Media, Januari 2025 |
Genre | : | Religi |
Kategori | : | Nonfiksi, Pidato |