Alkisah, sebuah kapal yang mengangkut 70 pedagang, perajin, dan cendekiawan dari berbagai negeri dan budaya kandas di Pulau Blasaghoun, dekat khatulistiwa. Pulau itu subur, dipenuhi mata air dan air mancur, pohon-pohon buah dan taman-taman yang bermekaran lebat.
Alkisah, sebuah kapal yang mengangkut 70 pedagang, perajin, dan cendekiawan dari berbagai negeri dan budaya kandas di Pulau Blasaghoun, dekat khatulistiwa. Pulau itu subur, dipenuhi mata air dan air mancur, pohon-pohon buah dan taman-taman yang bermekaran lebat. Orang-orang terdampar itu menjelajahi pulau dan senang dengan apa yang mereka lihat. Mereka menetap dan membangun rumah dan mulai memanfaatkan semua makhluk yang mereka temukan di sana sesuai kesukaan mereka.
Hari ke-1
Akhirnya makhluk-makhluk itu tak tahan tagi dengan perbudakan dan penindasan dan bangkit memberontak manusia. Para pemimpin dan kaum terpelajar di kalangan hewan pergi menemui sang bijak Byorasp, raja bangsa jin baik di pulau tersebut, yang kemudian memanggil kaum manusia juga. Byorasp raja yang adil, dermawan, dan toleran, ramah-tamah kepada orang asing dan murah hati kepada yang tersakiti. Dia menentang ketidakadilan dan memerintahkan amal baik dan nahi munkar, sehingga dia memperoleh rahmat dan berkah Allah Yang Maha Kuasa. “Apa yang membawa kalian ke pulau kami?” tanyanya kepada para manusia. “Karamnya kapal membawa kami ke wilayahmu. Tapi kami sudah tahu tentang kebajikan dan keadilanmu dalam memerintah. Kami datang ke istanamu hari ini untuk mengemukakan argumen kami dalam perselisihan dengan pelayan-pelayan kami yang melarikan diri, binatang-binatang ini yang mengingkari hak kami untuk memerintah mereka dan kini memberontak.” Raja jin menyahut, “Apa argumen kalian, dan apa yang kalian ajukan sebagai bukti yang mendukung klaim-klaim kalian?” “Yang Mulia, syariat dan akal ada di pihak kami.” Salah seorang manusia kemudian berdiri dan, setelah memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar melimpahkan berkah-Nya kepada Nabi Muhammad (saw), berkata, “Allah menciptakan manusia dari air, dan dari mereka para isteri, dan mengangkut mereka di darat maupun laut. Allah berfirman:Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu. (Ar-Ra’d [13]:2)“Dan berfirman:
Dan yang menciptakan semua berpasangan-pasangan dan menjadikan kapal untukmu dan hewan ternak yang kamu tunggangi, agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, ‘Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.’ (Az-Zukhruf [43]:12-14)“Ada banyak ayat dalam al-Qur’an, dan dalam Taurat dan juga dalam Injil, yang menegaskan bahwa hewan-hewan diciptakan untuk kami. Mereka adalah budak kami dan kami adalah tuan mereka.” Lantas raja jin berpaling kepada para hewan dan berkata, “Kalian sudah dengar apa yang manusia kemukakan, mengutip al-Qur’an untuk mendukung argumen mereka. Apa yang kalian sodorkan untuk mendukung argumen kalian?” Pemimpin para hewan ladang, si bagal, bangkit dan berkata, “Yang Mulia, semua yang dikatakan manusia ini tidak mendukung klaimnya. Allah ingin menunjukkan rahmat-Nya dalam pertolongan yang Dia berikan kepada manusia. Dia juga berfirman:
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan). Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah-payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (An-Nahl [16]:5-8)Si bagal melanjutkan, “Apa kau, Tuan, juga percaya bahwa mereka ini adalah budak-budak untuk manusia? Kami hidup di bumi ini jauh sebelum Allah Yang Maha Besar menciptakan Adam, kakek-moyang seluruh umat manusia. Kami hidup bahagia, di padang-padang rumput dan gunung-gunung, sibuk membesarkan anak-anak kami dan menikmati apa yang Allah berikan kepada kami berupa makanan dan minuman. Lalu Allah menciptakan Adam dan menjadikannya khalifah-Nya di muka bumi. Manusia berkembangbiak dan menyebar di darat dan laut di semua bagian dunia. Mereka mengejar kami dan menahan domba, sapi, kuda, bagal, dan keledai untuk dibebani dengan kerja berat.” Kedua pihak terus bertukar argumen di depan raja jin. Para hewan, secara bergiliran, menyampaikan keterangan tentang penyiksaan di tangan manusia. Keledai, lembu, domba, unta, gajah, kuda, kelinci, bagal, dan bahkan babi menyebutkan satu demi satu kebaikan dan pelayanan berharga mereka kepada manusia, tapi di saat yang sama menguraikan perlakuan kasar dan aniaya yang mereka terima. Mereka berargumen manusia memperjualbelikan hewan seperti memperjualbelikan komoditas dan barang lainnya. Terlebih, kata mereka, manusia menyembelih hewan dan bahkan menggunakan jangat dan kulitnya untuk pakaian dan perhiasan, tanpa menghargai manfaat-manfaat tersebut. Pemimpin kaum manusia lalu meminta izin untuk bicara. “Kami tidak suka menjual, membeli, dan menyembelih hewan-hewan ini. Tapi bukankah ini yang bangsa Persia lakukan kepada bangsa Romawi? Dan bangsa Romawi kepada bangsa Persia ketika satu pihak meraih kemenangan atas yang lain? Bukankah mereka semua menjadi tuan atau budak? Bukankah demikian pula antara bangsa Etiopia dan bangsa Nubia? Bangsa Arab, bangsa Kurdi, dan bangsa Turki?” Raja jin kemudian memerintahkan salah satu pelayannya untuk menutup sidang dan berkata, “Para manusia dan makhluk, hari semakin larut. Kalian akan kembali ke tempat kalian dan datang lagi besok, insya Allah.”
Judul asli | : | The Island of Animals<i=1f0QQnGnI7bGQIphQACPtVL-QENazFbS9 268KB>The Island of Animals (Abad 10) |
Pengarang | : | Ikhwan As-Shafa |
Penerbit | : | Relift Media, Januari 2025 |
Genre | : | Filsafat |
Kategori | : | Fiksi, Cerpen |