“Aku tidak mengaku apa-apa,” ralat si tahanan. “Kau menyatakan uang kertas lima puluh dolar yang kau temukan saat menggeledahku adalah palsu. Aku percaya ucapanmu. Tapi jika mereka palsu, aku hanya memberitahumu ada seratus lagi seperti mereka di kamarku di hotel.”
Quinn melempar koran sorenya dengan gestur jijik bercampur jengkel.
“Kenapa, ya,” tanyanya, tak sabar, “beberapa orang bodoh tak pernah belajar apapun?”
“Mungkin karena mereka orang bodoh,” usulku. “Ada apa sekarang?”
“Lihat itu!” Dan sang mantan mata-mata Secret Service mengambil kembali koran itu cukup lama untuk menunjukkan sebuah item berita pendek dekat dasar halaman pertama—sebuah item yang memuat tajuk, “Uang Palsu Baru Lima Puluh Dolar Ditemukan”.
“Ya,” aku sependapat, “selalu ada orang-orang yang cukup bodoh untuk menukar uang kertas tanpa memeriksanya dengan teliti. Tapi mungkin yang ini dipalsukan dengan sangat cerdik.”
“Orang-orang bodoh tidak akan memeriksanya!” gaung Quinn. “Bukan di situ letak keidiotan. Orang-orang bodoh adalah orang-orang yang berpikir bisa memalsukan mata uang Paman Sam dan lolos dari itu. Barnum memang benar. Ada orang bego dilahirkan setiap menit—dan orang-orang yang tidak bertaruh pacuan kuda atau menantang pasar saham, berpaling pada pemalsuan uang untuk mencari nafkah. Itu juga ada di Leavenworth atau Atlanta atau tempat lain yang memelihara penjara federal.
“Tampaknya mereka juga tak pernah belajar apapun dari pengalaman orang lain. Kau akan berpikir, setelah kasus Thurene, siapapun tak bisa mengalahkan permainan pemalsuan uang untuk waktu lama.”
“Kasus Thurene? Rasanya aku tak ingat itu. Namanya tidak biasa, tapi—”
“Ya, dan itu bukan satu-satunya bagian yang tak biasa dari urusan itu,” potong Quinn. “Spencer Graham juga menyumbang usaha jauh di luar jalur yang biasa dilalui—belum lagi bantuan yang diberikan oleh seorang wanita muda.”
Barangkali bagian paling luar biasa dari kasus itu, sambung Quinn, adalah fakta bahwa Graham tidak ikut-ikutan di dalamnya sampai Thurene tertangkap. Meski begitu, andai bukan karena ulahnya dalam mendobrak sebuah alibi kuat, pemerintah mungkin sudah mati kutu, dengan setumpuk kecurigaan dan sedikit hal lainnya. Sekitar paruh terakhir Agustus, Secret Service cabang New York memberitahu Washington bahwa sebuah uang kertas palsu lima puluh dolar yang luar biasa cerdik telah muncul di Albany—sebuah uang kertas di mana gravirnya hampir sempurna dan satu-satunya yang absen pada kertas itu adalah serat sutera. Akan tetapi, ini digantikan oleh garis-garis merah dan biru tipis, digambar dalam tinta tak terhapus. Produk akhirnya begitu bagus, sampai-sampai, kalau bukan karena mata seorang kasir ala kucing kutub—plus indera raba sangat maju yang dihimpun oleh para pejabat bank—uang kertas itu akan sudah ditukar tanpa ragu. Orang yang mengajukannya, yang kebetulan dikenal oleh para pejabat bank, diberitahu bahwa uang kertas itu palsu dan masalah itu dilaporkan melalui saluran biasa. Beberapa hari kemudian, sebuah uang kertas lain, jelas dari tumpukan yang sama, didapatkan di Syracuse, dan sejak saat itu hujan uang palsu begitu deras sehingga setiap kasir di negara bagian mengalami sawan setiap kali uang kertas lima puluh dolar masuk, entah untuk setoran atau tukaran. Arus uang palsu di daerah utara hampir belum berkurang ketika uang-uang kertas mulai muncul di dan sekitar New York, kadang di bank, tapi lebih sering di resor-resor yang sering dikunjungi oleh para tukang taruh dari Jamaika dan trek-trek pacuan terdekat lainnya. Signifikansi fakta ini tidak disadari oleh orang-orang yang ditugaskan untuk kasus itu sampai kuda-kuda bergerak ke arah selatan. Begitu salah satu uang kertas itu dikabarkan ada di Baltimore, dua mata-mata diperintahkan untuk membayangi stan-stan taruhan di Pimlico, dengan instruksi untuk memberi perhatian khusus pada jendela-jendela di mana uang taruhan besar ditempatkan. Seorang pakar uang palsu juga mengambil posisi di dalam sangkar, untuk memberi sinyal kepada orang-orang di luar begitu uang kertas palsu diajukan. Pada saat ramainya taruhan setelah kuda-kuda dua tahun pergi ke pos untuk lomba pertama, datanglah sinyal—mengindikasikan bahwa seorang pria berumur 45-an, berpakaian rapi dan terawat, menukar dua uang palsu dengan satu tiket seratus dolar untuk kuda favorit. Hollister dan Sheehan, orang-orang Secret Service, tidak mengambil resiko dengan mangsa mereka. Juga mereka tidak mengambil resiko menangkapnya terlalu dini. Berhitung bahwa mungkin dia menerima uang-uang kertas itu sebagai tukaran untuk uang lain, dan karenanya tidak tahu fakta bahwa uang-uang itu palsu, mereka berpuas diri tetap dekat-dekat dengannya selama lomba dan selang waktu sesudahnya. Ketika kuda favorit menang, orang yang sedang mereka awasi mencairkan taruhannya dan menyimpan hasil kemenangannya ke dalam saku celana. Kemudian, setelah lama memeriksa para joki, kinerja terakhir dan bobot bermacam-macam kuda, dia kembali ke jendela untuk menempatkan taruhan lain.
Barangkali bagian paling luar biasa dari kasus itu, sambung Quinn, adalah fakta bahwa Graham tidak ikut-ikutan di dalamnya sampai Thurene tertangkap. Meski begitu, andai bukan karena ulahnya dalam mendobrak sebuah alibi kuat, pemerintah mungkin sudah mati kutu, dengan setumpuk kecurigaan dan sedikit hal lainnya. Sekitar paruh terakhir Agustus, Secret Service cabang New York memberitahu Washington bahwa sebuah uang kertas palsu lima puluh dolar yang luar biasa cerdik telah muncul di Albany—sebuah uang kertas di mana gravirnya hampir sempurna dan satu-satunya yang absen pada kertas itu adalah serat sutera. Akan tetapi, ini digantikan oleh garis-garis merah dan biru tipis, digambar dalam tinta tak terhapus. Produk akhirnya begitu bagus, sampai-sampai, kalau bukan karena mata seorang kasir ala kucing kutub—plus indera raba sangat maju yang dihimpun oleh para pejabat bank—uang kertas itu akan sudah ditukar tanpa ragu. Orang yang mengajukannya, yang kebetulan dikenal oleh para pejabat bank, diberitahu bahwa uang kertas itu palsu dan masalah itu dilaporkan melalui saluran biasa. Beberapa hari kemudian, sebuah uang kertas lain, jelas dari tumpukan yang sama, didapatkan di Syracuse, dan sejak saat itu hujan uang palsu begitu deras sehingga setiap kasir di negara bagian mengalami sawan setiap kali uang kertas lima puluh dolar masuk, entah untuk setoran atau tukaran. Arus uang palsu di daerah utara hampir belum berkurang ketika uang-uang kertas mulai muncul di dan sekitar New York, kadang di bank, tapi lebih sering di resor-resor yang sering dikunjungi oleh para tukang taruh dari Jamaika dan trek-trek pacuan terdekat lainnya. Signifikansi fakta ini tidak disadari oleh orang-orang yang ditugaskan untuk kasus itu sampai kuda-kuda bergerak ke arah selatan. Begitu salah satu uang kertas itu dikabarkan ada di Baltimore, dua mata-mata diperintahkan untuk membayangi stan-stan taruhan di Pimlico, dengan instruksi untuk memberi perhatian khusus pada jendela-jendela di mana uang taruhan besar ditempatkan. Seorang pakar uang palsu juga mengambil posisi di dalam sangkar, untuk memberi sinyal kepada orang-orang di luar begitu uang kertas palsu diajukan. Pada saat ramainya taruhan setelah kuda-kuda dua tahun pergi ke pos untuk lomba pertama, datanglah sinyal—mengindikasikan bahwa seorang pria berumur 45-an, berpakaian rapi dan terawat, menukar dua uang palsu dengan satu tiket seratus dolar untuk kuda favorit. Hollister dan Sheehan, orang-orang Secret Service, tidak mengambil resiko dengan mangsa mereka. Juga mereka tidak mengambil resiko menangkapnya terlalu dini. Berhitung bahwa mungkin dia menerima uang-uang kertas itu sebagai tukaran untuk uang lain, dan karenanya tidak tahu fakta bahwa uang-uang itu palsu, mereka berpuas diri tetap dekat-dekat dengannya selama lomba dan selang waktu sesudahnya. Ketika kuda favorit menang, orang yang sedang mereka awasi mencairkan taruhannya dan menyimpan hasil kemenangannya ke dalam saku celana. Kemudian, setelah lama memeriksa para joki, kinerja terakhir dan bobot bermacam-macam kuda, dia kembali ke jendela untuk menempatkan taruhan lain.
Judul asli | : | The Clue in the Classified Column<i=1-5FulQHWLdh6SXv3O6MIWD_AKQuMx1Aw 519KB>The Clue in the Classified Column (1921) |
Pengarang | : | William Nelson Taft |
Penerbit | : | Relift Media, November 2024 |
Genre | : | Detektif |
Kategori | : | Nonfiksi, Memoir |