Suratkabar-suratkabar sibuk menyangkal semua fakta riil epidemi tersebut; kebijakan mereka memuncak pada pemberangusan total berita pes. Namun, sebelum ini, mereka mengobarkan opini publik sedemikian rupa kontra Dr. Kinyoun dan Dr. Williamson sampai-sampai dua pria terhormat ini menjadi sampah masyarakat.
Tapi jika keadaan di Selatan buruk, lebih buruk lagi di Barat. Hari ini California sedang membayar dosa-dosanya delapan tahun lalu dalam memberangus laporan-laporan jujur tentang pes bubo (bubonic plague), padahal ia seharusnya memberangus pes itu sendiri. Bahwa pes Asiatik yang ditakuti itu tetap berpijak di sana, itu disebabkan oleh kepengecutan dan ketidakjujuran lingkaran penguasa, yang merupakan skandal tiada tanding dalam sejarah kita, sebuah skandal yang tak boleh diulangi, dengan bertambahnya pencerahan saat ini.
Pada awal 1900, kasus pertama dari serangan pes bubo saat ini, muncul di Pecinan San Fransisco. Aku bilang “saat ini” karena aku yakin itu belum pernah sepenuhnya habis dalam delapan tahun terakhir. Sebuah konferensi redaktur-redaktur pelaksana suratkabar, yang dikenal sebagai “rapat tengah malam”, diadakan, di mana diputuskan tak boleh ada berita dicetak yang mengakui pes tersebut. Chronicle memulai dengan mengumumkan di bawah tajuk besar: “Tipuan Pes Bagian Dari Plot Penjarahan”. “Tidak Ada Pes Bubo di San Fransisco”. Ini “untuk kepentingan bisnis”. Sementara itu, orang-orang China, dibantu oleh politisi-politisi lokal, menyembunyikan orang sakit mereka. Dari 100 kasus pertama, aku yakin hanya tiga yang ditemukan selain dengan penemuan jasad-jasad. Orang-orang China yang sakit dibawa pergi di atas kapal; para dokter yang bisa disogok mendiagnosa pes itu sebagai “kolera ayam”, “hemoragik septemia”, “difteri”, dan penyakit dikenal dan tak dikenal lainnya.
Pada Mei 1900 muncul pukulan yang ditakuti seisi San Fransisco: Texas dan New Orleans melakukan karantina terhadap kota tersebut, dan bisnis merana. Pada waktu ini dua orang bertanggungjawab atas situasi pes: Dr. Williamson dari Dewan Kesehatan Kota dan Dr. J. J. Kinyoun dari Marine Hospital Service (M.H.S.). Dr. Williamson dan Dr. Kinyoun mendeklarasikan pes hadir di kota itu. Kepentingan bisnis yang diwakili di Merchants’ Association meminta Kinyoun menahan laporannya ke Washington. Sebagai balasan, dia mengajak mereka membaca undang-undang yang memaksanya membuat laporan. Mereka lalu menangani Dr. Williamson, yang menjawab bahwa dia akan mengatakan yang sebenarnya sebagaimana yang dia temukan, dan jika itu tidak mereka sukai, mereka tak perlu mendengarkan. Mereka pergi ke Walikota Phelan, meminta [batok] kepala Williamson di atas baki logam. Walikota Phelan tetap berpegang pada anak buahnya. Mereka mendapati Gubernur Gage lebih bersedia menerima nasehat. Dia menerbitkan pengumuman yang menyatakan tidak ada pes. Gubernur Gage bukan dokter atau orang dengan prestasi ilmiah. Tidak ada apapun dalam riwayat atau karirnya yang menunjukkan dia bisa membedakan antara bacillus pes dan hama kentang. Meski demikian dia menghabiskan banyak uang Negara Bagian untuk mengawatkan pernyataan-pernyataan meyakinkan dan tak sah ke Washington. Dewan Kesehatan Negara Bagian-nya menolak berpegang padanya dan dia memangkas anggaran mereka; maka mereka mengundurkan diri dan dia mendapatkan satu dewan baru yang lebih membudak, dan dibentuk ulang lebih sesuai keinginan hati. Sementara itu suratkabar-suratkabar sibuk menyangkal semua fakta riil epidemi tersebut; kebijakan mereka memuncak pada pemberangusan total berita pes. Namun, sebelum ini, mereka mengobarkan opini publik sedemikian rupa kontra Dr. Kinyoun dan Dr. Williamson sampai-sampai dua pria terhormat ini menjadi sampah masyarakat. Berikut ini beberapa kenikmatan jurnalisme di Barat keemasan, dipilih dari judul-judul tampilan koran:
Judul asli | : | Newspapers, Politicians, and the Bubonic Plague<i=10A-V1wkwGWRAkYEhaB9YISS-b96UqHcq 239KB>Newspapers, Politicians, and the Bubonic Plague (1908) |
Pengarang | : | Samuel Hopkins Adams |
Penerbit | : | Relift Media, Oktober 2024 |
Genre | : | Sejarah |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |