Skip to content
Sudah Saatnya Universitas dan Akademisi Berpolitik – Relift Media

Sudah Saatnya Universitas dan Akademisi Berpolitik Bacaan non-fiksi politik

author _Theodore Dru Alison Cockerell_; date _1911_ genre _Politik_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Kegiatan internal universitas memberikan keleluasaan untuk banyak talenta politik, tapi sayangnya tujuan kegiatan-kegiatan itu seringkali sepele, dan pelaksanaannya kadang mencerminkan dengan sangat jelas metode yang merata dalam politik “riil” di luar. Mencoba mendefinisikan fungsi-fungsi sebuah uni­versitas dalam beberapa patah kata, aku berpikir kita dapat mengatakan: tujuan sebuah universitas adalah un­tuk melestarikan kebenaran berguna dan menambahnya. Da­lam beberapa hal ia semestinya menjadi poros pertumbuhan intelektual dan moral kita, yang darinya lahir bunga-bunga dan buah-buah pencapaian. Ini tentu saja menuntut banyak hal untuk institusi tersebut, tapi harus diingat bahwa arus mengalir ke dua arah, dan produk universitas adalah sebetul­nya hasil semua progres manusia. Barangkali ilustrasi se­derhana dapat membantu maksud kita. Pada petang yang nyaman, kita dapat melihat para penduduk distrik-distrik pinggiran kota sibuk mengairi kebun mereka. Secara luaran, mereka terlihat memegang mesin-mesin kecil berguna, yang darinya mereka bisa menyorotkan percik-percik air, kuat atau lemah, lurus atau menyebar, sesuka mereka, dengan sedikit tekanan jari. Nah, kita tahu air itu berasal dari sebuah tandon besar, dan para pekebun amatir itu tak ada kaitan dengan asal-usulnya atau tenaganya saat keluar dari pipa, selain tentu saja menyumbangkan jatah tarif air mereka. Meski demikian, dari sudutpandang praktek perkebunan, limpahan air belaka, yang digunakan tanpa pedoman, akan lebih buruk daripada sekadar sia-sia; alhasil, pipa, nozel, dan si pekebun adalah faktor esensial untuk kesuksesan seperti apapun. Universitas bukan apa-apa tanpa tandon besar pengetahuan dan pengalaman manusia yang terkumpul. Dari sini ia meng­ambil materi dan energinya, tapi tidak seluruhnya, sebab para anggotanya sendiri hari demi hari menyumbangkan modal intelektual. Jika ditafsirkan secara harfiah, analogi pekebun barangkali mogok dalam setiap kasus, sebab ada sesuatu yang kreatif dalam semua kegiatan manusia, meski itu mungkin saja—dan biasanya ya—direduksi menjadi kuan­titas sepele. Akan tetapi, secara luas, kemiripannya memadai untuk maksud-maksud argumen. Universitas boleh dibilang adalah nozel yang melaluinya output kegiatan mental manu­sia yang terarah dan terorganisir mengalir di bawah penga­ruh kemauan manusia. Dalam kasus si pekebun, sangat banyak hal—setiap hal—bergantung pada penilaiannya, ke­mampuannya untuk mengarahkan air ke mana itu dibutuh­kan, dan dengan cara terbaik. Begitu pula kita. Dalam definisi di atas aku tidak mengatakan semata-mata bahwa univer­sitas adalah untuk melestarikan kebenaran, tapi kebenaran berguna. Proses seleksi intens tersiratkan, dan karenanya daya penilaian. Satu definisi lain sama-sama valid: tujuan universitas adalah untuk membudidayakan penilaian. Individu tak terlatih akan dengan cuek mengabaikan, sembarangan membuang, hal-hal paling bernilai karena dia kekurangan kualitas ini. Tanpa penilaian, mustahil untuk melestarikan dan menambah kebenaran berguna, lantaran ketidakmam­puan untuk membedakan apa yang berguna. Apa kriteria kegunaan? Sederhananya, kriteria masuk akal, kebenaran berguna adalah kebenaran yang akan melayani suatu maksud, kebenaran yang memiliki kemampuan pragmatis. Namun, kita dapat masuk lebih dalam. Maksud apa yang bisa dilayani oleh kebenaran? Sudah jelas untuk bergabung dengan kebenaran lain dalam sebuah sistem ide-ide. Boleh dibilang ada sebuah sosiologi pemikiran, sebuah persemak­muran koperatif akal, tak berbeda dengan yang diperagakan oleh masyarakat manusia, dan benar-benar sejajar dengan­nya dalam perkembangan. Nah, di masyarakat, di mana se­mua dapat ikut merasakan buah intelek segelintir orang, jumlah dan varietas adalah penting; begitu pula dengan akal, dan karenanya penilaian bukanlah kemampuan esoterik yang dianugerahkan secara acak kepada jiwa-jiwa tafakur, tapi bergantung pada pengetahuan yang cukup dan bermacam-macam untuk penghidupannya. Menurut deskripsi fungsi-fungsi universitas yang sudah kami berikan, tentu terlihat jelas bahwa hubungan antara fokus pembelajaran dan fokus urusan publik adalah funda­mental. Pengetahuan dan penilaian adalah kualitas yang sudah pasti menentukan kesuksesan seorang politisi dalam pengertian luas dan abadi. Seorang tokoh publik sukses adalah orang yang secara efisien melayani tujuan publik; tak mungkin ada definisi lain, walaupun, menurut itu, beberapa gerakan sukses terkini dapat dibalik. Ada banyak orang yang tak diragukan lagi sukses, dan sekaligus tokoh publik; begitu pula ada orang-orang bodoh hebat yang juga manusia, tapi kita tidak menyebut mereka manusia hebat. Aku pikir kita dapat mengatakan, tanpa kontradiksi, bahwa hal-hal yang universitas dukung adalah persis hal-hal paling berharga dalam politik tulen, yang berbeda dari pergulatan antara kepentingan-kepentingan predatoris belaka.
Judul asli : The University in Politics<i=16dNkIXb_qy7NGHnh57Grbk0XL_OhsuCV 408KB>The University in Politics
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Oktober 2024
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Sudah Saatnya Universitas dan Akademisi Berpolitik

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2024)