Lantaran berbilangan jamak, nama Tuhan dalam bahasa Ibrani, “ELOHIM”, menyampaikan ide kejamakan persona dalam Ketuhanan, sebab akan bertentangan dengan seluruh maksud Kitab Suci jika dikatakan itu berarti kejamakan Tuhan-tuhan. Hanya ada satu Tuhan. Ini adalah doktrin yang diajarkan sepanjang Alkitab.
Pelita nalar tidak bisa menerangkan doktrin Trinitas. Kita tidak tahu apa-apa soal tema tinggi dan misterius ini, kecuali dengan Pengungkapan/Wahyu. Tapi doktrin ini diajarkan dengan jelas dalam Firman Tuhan. Itu salah satu doktrin esensial Kristen. Tidak bisa ada sistem Kristen, tidak bisa ada Pengungkapan Kristen, jika doktrin ini tidak benar.
Sebelum menyatakan argumen Kitab Suci yang mendukung doktrin ini, aku akan soroti secara ringkas keberatan-keberatan utama yang sering dilontarkan terhadapnya. Keberatan-keberatan tersebut adalah bahwa itu bertentangan dengan nalar sehat, dan bahwa itu menyiratkan kontradiksi.
Kita tahu doktrin Trinitas melampaui nalar, tapi tidaklah absurd jika kita mengatakan itu tak bertentangan dengan nalar. Siapapun yang mengingkari adanya tiga kehendak atau tiga persona ilahi dalam Ketuhanan tidak bisa meyakini doktrin ini dalam pengertian ortodoks atau Injili. Kredo atau sistem akidah apapun yang tak memiliki ini pasti jatuh ke bawah akidah Kristen dan ke bawah standar ortodoksi Kristen.
Kita tidak membayangkan persona tanpa kehendak. Kaum materialis dan panteis mengingkari eksistensi Tuhan personal. Tapi kaum rasionalis secara umum, dengan beberapa pengecualian, mengakui personalitas Tuhan. Akan tetapi, mereka meyakini hanya satu persona ilahi—Tuhan Bapak. Mereka tidak meyakini tiga persona ilahi, sebab mereka pikir ini akan menghasilkan tiga Tuhan. Karenanya, mereka tidak percaya bahwa Kristus adalah Tuhan, tidak pula bahwa Roh Kudus adalah Tuhan. Orang ortodoks meyakini tiga persona ilahi dalam Ketuhanan, tapi mereka tetap berpegang pada keesaan sempurna Tuhan. Ini adalah perbedaan antara ortodoksi dan Unitarianisme.
Tidak ada doktrin yang lebih penting daripada Trinitas, sebab nasib jiwa tergantung pada pemahaman dan penerimaan patut terhadapnya dengan keimanan. Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, itu adalah murni doktrin Pengungkapan, yang mengenainya tidak bisa dibuat spekulasi filosofis, dan itu tidak diungkapkan dalam kesadaran batin.
Sejak kredo Nikea dideklarasikan, diyakini bahwa Gereja Tuhan Yesus, dalam semua cabangnya, yang meliputi Yunani, Katolik, Protestan, Episkopal, menganggap doktrin Trinitas mengajarkan eksistensi tiga persona ilahi dalam Ketuhanan: Bapak, Putera, dan Roh Kudus. Arius adalah ahli bid’ah besar pertama yang mengingkari doktrin ini. Dia berfilosofi dan berteori padahal tidak seharusnya, dan kejatuhannya bisa dipertalikan dengan ini, sudah pasti. Oh, kebanggaan dan kegilaan akal manusia! Betapa banyak jenius-jenius paling berbakat dijatuhkan olehnya.
Tidak ada contoh jenis ini yang lebih mencolok atau melankolis daripada yang sekarang hadir mencolok di hadapan dunia. Seseorang yang hampir tak punya tandingan, dan tidak ada yang lebih superior darinya sebagai cendekiawan dan orator, berupaya menurunkan doktrin tinggi dan misterius ini, di bawah pisau bedah akalnya yang lemah, dan mengupas dan membahasnya dengan apa yang dia sebut metode saintifik. Efek logis dari upaya demikian tentulah sebuah penyimpangan dari kebenaran Alkitab kepada rasionalisme. Tapi Tn. Joseph Cook mengaku Trinitarian ortodoks. Tapi, saat ini juga, dia berbuat lebih banyak daripada siapapun, berkat reputasi besarnya, untuk meruntuhkan prinsip-prinsip esensial Kristen dalam pikiran banyak orang. Dengan menindaklanjuti metode saintifiknya, dia menjadikan Trinitas Ilahi sebagai semata-mata “tiga manifestasi” atau “tiga pengungkapan” Tuhan. Dia tidak berpikir bisa ada tiga persona ilahi berbeda atau tiga kehendak berbeda dalam Ketuhanan. Dia tidak bisa mengerti mengapa itu mesti begitu, dan itu tak pernah terungkap dalam kesadaran batinnya. Dalam kuliah-kuliah populernya, dia mengakui satu persona ilahi saja dalam Ketuhanan, dan satu Kehendak saja, tapi ada tiga manifestasi atau tiga pengungkapan lahiriah Tuhan. Ini adalah dikte nalar alami, dan kesimpulan ini datang dari metode saintifik. Ini adalah upaya untuk tahu melebihi apa yang tertulis.
Dengan duka yang tulus kita membuat singgungan pribadi ini kepada salah seorang jenius terhebat yang hidup. Tapi kuliah-kuliahnya populer, dan dia sedang menarik perhatian dunia saat ini, dan tentu saja banyak orang akan tersesatkan oleh sofisme-sofisme masuk akalnya. Untuk menunjukkan bahwa Tn. Cook bukanlah seorang Trinitarian ortodoks seperti yang dia akui, melainkan seorang rasionalis dalam pengertian yang sebebas-bebasnya, simak pernyataan pandangan-pandangannya ini, dalam kata-katanya sendiri, dari salah satu kuliahnya:
“Tapi tidak ada tiga persona; Tuhan adalah satu/esa dalam pengertian yang ketat; sebab hukum alam adalah sebuah unit/satuan di semesta dan mengungkap satu kehendak saja. Tiga pengungkapan Tuhan adalah satu persona saja. Nah, apakah itu bersifat mistik? Atau apakah penggunaan metode saintifik secara terus-terang itu memberi pandangan lebih kaya terhadap sejarah manusia, pandangan lebih kaya terhadap jiwa manusia, pandangan lebih kaya terhadap alam eksternal dibanding yang bisa dihadirkan kepada kalian oleh deisme, atau teisme, atau materialisme, atau panteisme belaka?”Pernyataan di atas mencukupi. Itu tak salah lagi ekspresi kepercayaan Tn. Cook. Betul dia mungkin bukan seorang deis, materialis, atau panteis, tapi dia tidak lebih Trinitarian atau Kristiani ortodoks dibanding Dr. Channing atau Theodore Parker. Menjalankan metodenya, Tn. Cook terpaksa mengabaikan doktrin-doktrin esensial sistem evangelis, misalnya penebusan vikarius Kristus dan justifikasi melalui keimanan kepada kebenaran Kristus. Tidak sulit untuk menunjukkan ini melalui kutipan berlimpah dari kuliah-kuliahnya. Tapi itu akan membuat bab ini terlalu panjang, dan tidak ada kebutuhan untuk itu. Sekarang aku lanjut ke metode Injili pembuktian doktrin. Dalam melakukan ini, aku akan hadirkan argumen di bawah dua tajuk umum, pertama, argumen yang diambil dari fitrah esensial Kristen; dan kedua, argumen yang dilandaskan pada pernyataan tegas dan lugas Alkitab. I. Maka, argumen pertama yang mendukung Trinitas persona-persona dalam Ketuhanan diambil dari fitrah esensial Kristen. Jika doktrin tersebut tidak benar, tidak mungkin ada yang namanya Kristen di dunia. Sebab, apa itu Kristen? Singkatnya, itu adalah sistem Yesus Kristus. Tapi siapa atau apa Kristus? Andai Kristus hanya manusia alami, akankah ada Kristen di dunia? Kita sudah simak di bab sebelumnya, sebagaimana juga dalam bab “A Mixed Dispensation”, bahwa Kristen adalah sistem atau skema Rahmat yang dengannya Tuhan memutuskan untuk menyelamatkan, melalui penderitaan dan kematian Kristus, semua orang yang beriman pada Kristus. Itu sesuatu yang jauh melampaui nalar manusia, meski tidak bertentangan dengannya. Sudah ditunjukkan bahwa penyelamatan adalah mustahil di bawah hukum yang rusak kecuali melalui seorang Penebus Ilahi, Swa-eksis, Mahakuasa, dan bahwa Yesus, karena memiliki kualifikasi ini, adalah sanggup, dan bahwa tak ada orang lain di semesta yang sanggup, untuk melakukan penebusan untuk ras [umat manusia] yang tersesat. Dalil ini sudah diuraikan panjang-lebar, dan jika pembaca lupa argumennya, sebaiknya membaca bab-bab itu lagi. Ketika Tuhan menciptakan manusia, tampaknya sebuah majelis diadakan untuk menimbang pertanyaan ini, “Bagaimana manusia hendak diciptakan?” Dan jawaban untuk pertanyaan ini, “Marilah Kita membuat manusia dalam citra Kita, menurut rupa Kita”, dengan jelas menyiratkan terdapat KEJAMAKAN persona-persona Ilahi, bukan Tuhan-tuhan, dalam majelis itu. Dan ketika manusia jatuh, majelis tersebut bersidang lagi, “Mungkinkah kita tidak percaya?” Dan ketika pertanyaannya adalah “bagaimana manusia hendak diselamatkan?” maka suara salah seorang dari persona-persona Ilahi itu (sebab Dia mampu dan bersedia melakukan tugas berat itu) terdengar berkata: “Aku sudah menemukan tebusan”—“Aku datang, di dalam gulungan kitab telah tertulis mengenai Aku, untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah.” Yesus sendiri berkata, setelah Dia hadir dalam daging: “Sebab Allah demikian mengasihi dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan Putra-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan dapat memperoleh hidup kekal.” Inilah Kristen. Inilah intisari dan substansi Injil. Menghapuskan doktrin penebusan melalui darah Kristus sama dengan menghancurkan sistem. Itu sama dengan mengeluarkan isi perut dari tubuh alami dan mencabut nyawanya. Tapi tidak mungkin ada penebusan melalui darah Kristus jika Dia hanya manusia alami, seperti diyakini semua rasionalis. Sebab tentu saja bertentangan dengan nalar jika dikatakan manusia alami bisa dijadikan pengganti untuk seluruh ras makhluk berdosa (yang terdiri dari berjuta-juta individu), mengambil kedudukan mereka dalam hukum, dan membuat pendamaian untuk mereka, yang akan diterima oleh Tuhan, dan memenuhi tuntutan hukum.
Judul asli | : | Doctrine of the Trinity<i=1Va1hN5HM5TNvqRUhAnTDdwEsy9yHwpKl 375KB>Doctrine of the Trinity (1882) |
Pengarang | : | Stephen Alexander Hodgmann |
Penerbit | : | Relift Media, Agustus 2024 |
Genre | : | Religi |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |