Skip to content
Mikhail, Adam, Nuh Adalah Raja-raja Arya, Bukan Tokoh-tokoh Semit – Relift Media

Mikhail, Adam, Nuh Adalah Raja-raja Arya, Bukan Tokoh-tokoh Semit Bacaan non-fiksi sejarah

author _Laurence Waddell_; date _1929_ genre _Sejarah_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Mereka memparodikan fakta-fakta historis dan karakter mulia Raja “Adam” agung, dengan menjadikan “Adam” sebagai manusia “ciptaan” rendah pertama, alih-alih manusia dan manusia super pertama yang pertama kali menciptakan manusia dari manusia-manusia Pra-Adamit. “Mukhla” atau “St. Mikhael” dan “Tasia” adalah Gelar-gelar Raja Sumeria atau Gotik ke-2 yakni “Tascio” dalam Monumen-monumen Kuno dan Koin-koin Bangsa Britania Kuno Yang sama-sama penting secara historis adalah gelar Mukhla, Mūku, dan Tasia untuk Azag atau Bakus (versi manusia aslinya Bacchus/Dionisos), sang putera dan suk­sesor raja Sumeria Pertama, yang dilestarikan dalam Daftar-daftar Raja Sumeria (yang dibubuhkan di awal buku) dalam Isin Chronicle dan dirujuk secara umum dalam bab sebelum­nya. Mereka mengkonfirmasi—dari sumber-sumber Sumeria tua independen—versi manusia asli historisnya St. Mikhael sang Penghulu Malaikat, sang penakluk Naga besar, dengan Tasia sang Penghulu Malaikat bangsa Sumeria, bangsa Babilonia, bangsa Het, bangsa Fenisia, dan bangsa Britania Kuno belakangan sebagaimana sudah kubuktikan dari berbagai sumber. Versi manusia asli historisnya St. Mikhael sang Penghulu Malaikat, sudah kutunjukkan, adalah putera dan suksesor raja Sumeria, Arya, atau Gotik pertama, Indara, Dur, atau Thor, dan identik dengan Miok Gotik, sebuah nama yang se­padan dengan Muku Sumeria dalam versi kedua Isin Chro­nicle ini dan dengan singkatan modern “Mike” untuk “Mich­ael”. Miok adalah gelar Eddik untuk putera dan ketua-jawara­nya Thor—atau dijuluki Ageis atau Bauge, yakni Azag atau Bakuus Sumeria ini yang membantu ayahnya membunuh ketua Naga dan yang dia sendiri juga membunuh Naga hampir sama jahatnya dalam sosok putera ketua Naga tua. Dia adalah Miklu sang Penghulu Malaikat bangsa Arya, bangsa Fenisia, dan bangsa Yunani di koin-koin kuno Kilikia dan Fenisia; (lihat gambar 12, 13) dan santo pelindung bangsa Fenisia barat yang menamai pelabuhan timah utama mereka di Britania Kuno dengan namanya, “St. Michael’s Mount”. Tasia, sebagaimana gelar lainnya dilestarikan dalam Isin Chronicle ini sesuai dengan bentuk standarnya dalam lite­ratur Sumeria dan Babilonia, memiliki nilai historis amat penting dalam mengkonfirmasi identitasnya sebagai versi manusia asli historisnya penghulu malaikat surya Tasia bangsa Sumeria, bangsa Babilonia (yang juga menjulukinya Duk dan Mar Duk), bangsa Het, bangsa Fenisia, bangsa Troya, dan bangsa Yunani-Romawi, sebagai versi manusia asli historisnya Daxa bangsa Indo-Arya, dan sebagai versi manusia asli historisnya Tascia penghulu malaikat surya bangsa Britania Kuno yang banya disebutkan di monumen-monumen prasejarah dan digambar pada koin-koin Britania Kuno pra-Romawi, sebagaimana sudah kita lihat dalam Gambar 1 dst. Kan, Gan, Gin, atau Gun, gelar Raja Sumeria ke-2 menyingkap versi manusia asli historis “Sir Gawain” dalam legenda Arthur dan versi manusia asli historis “Cain/Kabil” Gelar Kan, Gan, atau Gun raja Sumeria kedua yang dilestarikan dalam Daftar Raja Sumeria Kuno dalam Isin Chronicle (lihat kolom 2 dalam Tabel), di mana dia juga dicatat sebagai pembangun kota Unuk (yakni “Enoch”), mengidentifikasinya di satu sisi sebagai versi asli historis “Sir Gawain” dalam legenda Raja Arthur, dan di sisi lain mengidentikkannya dengan Cain/Kabil, pembangun kota Enoch dalam legenda biblikal di mana karakter dan silsilah mulianya dirusak dan diselewengkan secara dengki. Legenda Raja Arthur (atau semestinya Ar-Thur), sebagai­mana sudah kita temukan, adalah versi romantis zaman pertengahan dari Raja Thor atau Her-Thor, raja pertama bangsa Goth, dalam Edda Nordik, yang kita dapati identik dengan raja pertama bangsa Sumeria, yakni Dur, In-Dur, atau In-Duru, di mana awalan In bermakna “raja”; dan D saling bertukar dengan T, dan belakangan T dengan Th. Putera dan prajurit ksatria ketua-jawara-nya raja Thor dalam Edda menyandang, di antara gelar-gelar lainnya, gelar Gun, Gunn, atau Kon, dan merupakan “Conn sang Petempur Seratus” tra­disional dalam legenda-legenda Irlandia-Skotlandia. Dia kini juga ditemukan sebagai versi asli historis “Sir Gawain” sang ksatria muda jawara Raja Arthur dalam versi-versi bar­dik/syair modern legenda tersebut. Dalam Edda, pangeran Gunn atau Kon melakukan aksi pengembaraan ksatria yang sama dalam pertempuran tunggal sebagaimana dilakukan Sir Gawain dan dia juga menaklukkan “Manusia Hijau” yang merupakan jawara—sebagaimana kini tersingkap—bangsa aborigin Khaldea dan putera dari ibu-nasib (mother-weird). Dalam versi-versi belakangan legenda Arthurian, Sir Gawain secara sembarangan dijadikan “sepupu” Raja Arthur oleh para bard/penyair belakangan, padahal dia sebetulnya pute­ranya, sebagaimana diketahui hari ini. “Adam” dalam legenda “Taman Eden” adalah Parodi atas Raja Arya historis pertama dengan sejarah dan karakter yang diselewengkan Berdasarkan penemuan kita akan gelar Kan atau Gan ini untuk raja Arya atau Sumeria kedua, mengingat dia dicatat sebagai pembangun Kota Enoch (Unug atau Erech) dan se­bagai putera Adar, Adda, atau Addamu dan sebagai bapaknya Enu, Enuzu, Naksha, atau Nahusha (bapaknya “Ia-patesi”), maka Kan atau Gan adalah jelas-jelas versi asli historis “Cain” dari Kitab Kejadian Ibrani dengan silsilah “Adam, Cain, Enoch atau Enos, Nuh, dan Yafit”; dan bapaknya, Raja Adar atau Adda atau Addamu, adalah versi asli historis “Adam” dari legenda “Taman Eden” dalam Kitab Kejadian Ibrani, dengan sejarah dan karakternya diselewengkan oleh bangsa Semit. Pemeriksaan lebih lanjut mengkonfirmasi sepenuhnya rantai identitas ini. Dan itu menunjukkan bahwa para rabbi Ibrani yang menyusun Kitab Kejadian beserta cerita Taman Eden dan Penciptaan Manusia-nya telah nyata-nyata meng­ambil sejarah tradisional yang tersebar luas di Babilonia akhir berkenaan dengan raja-raja tertua yang dikenal oleh dunia kuno, yakni raja-raja Dinasti Arya Pertama. Tapi karena tidak memahaminya, mereka memparodikan fakta-fakta historis dan karakter mulia Raja “Adam” agung, dengan menjadikan “Adam” sebagai manusia “ciptaan” rendah per­tama, alih-alih manusia dan manusia super pertama—bebe­rapa periode geologis sesudah kedatangan manusia di dunia—yang pertama kali menciptakan manusia dari manusia-manusia Pra-Adamit. Mereka juga tidak mengetahui penang­galannya secara tepat, tapi jelas-jelas mengambil taksiran Babilonia akhir yang menempatkannya beberapa abad sebe­lum tanggal aslinya. Karena itu mereka menetapkan tanggal untuk “penciptaan” Adam dan “Penciptaan Dunia” adalah 3761 SM; sedangkan tahun ketika Raja “Adam” naik takhta, sebagaimana kita sekarang temukan melalui bukti historis baru, adalah sekitar 3378 SM.
Judul asli : “Mukhla” or “St Michael” and “Tasia” Titles ... Adam, Cain, Enoch, Noah & Japhet<i=13r8i4xSRC2CHUK47DI91NChKADI1gBXP 588KB>“Mukhla” or “St Michael” and “Tasia” Titles ... Adam, Cain, Enoch, Noah & Japhet
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Juni 2024
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Mikhail, Adam, Nuh Adalah Raja-raja Arya, Bukan Tokoh-tokoh Semit

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2024)