Mereka bertemu hanya di rumah-rumah pribadi dan saking hati-hatinya mereka, tuan rumah satu pertemuan tidak akan diberitahu di mana pertemuan berikutnya akan diadakan. Hanya segelintir terpilih agen-agen Nazi paling terpercaya yang diundang.
Begitu persiapan selesai dilakukan oleh agen-agen Nazi awal yang dikirim ke AS, jaringnya dengan pesat merangkul para fasis pribumi, menipu para “patriot” dan memperdaya orang-orang Amerika yang menelan propaganda mereka. Ketika Jepang bergabung dengan poros Roma-Berlin, spionase yang diarahkan pada pasukan AL dan militer Amerika menjadi salah satu perhatian utama agen-agen asing itu, khususnya di West Coast.
Sekitar lima tahun lalu, setelah investigasi McCormick Congressional Committee terhadap aktivitas Nazi mengungkap sejumlah propagandis, aktivitas mereka mereda sejenak sampai celaan-celaan sensasional padam. Sementara itu, Goebbels sekali lagi memerintahkan reorganisasi seluruh mesin propaganda di negara ini.
Pada periode inilah Pilpres yang mendekat menghadirkan tugas untuk segera dikerjakan oleh para Nazi. Pemerintahan Roosevelt dianggap oleh para Nazi di sini maupun di Jerman sebagai sangat tidak bersahabat terhadap Hitler, dan sebelum pemilu betul-betul berlangsung, para Nazi di sini—berdasarkan instruksi dari para pemimpin lokal yang bertindak berdasarkan instruksi dari Biro Propaganda Jerman—menjadi aktif dalam kampanye anti-Roosevelt. Agen-agen Nazi maupun kelompok-kelompok “patriot” Amerika yang bekerjasama dengan para agen Nazi (tanpa banyak uang pasca pembeberan Komite Kongres tadi) tiba-tiba memiliki modal lebih dari cukup untuk beroperasi. Sebagian uang itu berasal dari para Nazi dan sebagian dari kekuatan-kekuatan anti-Roosevelt.
Salah satu medium propaganda anti-Roosevelt paling keji didirikan oleh agen-agen Nazi di sebuah percetakan yang tersembunyi rapat.
Siapapun yang turun di lantai 6 di Jl. W. Ohio 325, Chicago, dan memasuki John Baumgarth’s Specialty Company, tidak bakal mencurigai sesuatu yang tak biasa dari tempat itu. Itu terlihat seperti ratusan perusahaan lain di mana gadis-gadis pucat dan lelaki-lelaki anemia membuat kalender.
Orang-orang menaiki elevator kuno, mengurus urusan mereka di meja di depan pintu, dan pergi. Sedikit sekali dari mereka pergi ke belakang tumpukan besar karton dan kertas yang hampir menghalangi gang di sebelah kanan meja-meja. Tapi jika kau berbelok ke gang ini dan kemudian belok kiri, kau menjumpai sebuah partisi kayu. Kecuali kalau kau memperhatikannya, kau akan mengira itu dinding.
Tidak ada indikasi apa yang ada di balik partisi itu. Hanya ada dudukan kunci Yale berkilau di sebuah pintu yang disembunyikan dengan jeli dari mata pengunjung sepintas. Jika kau tak tahu apa-apa dan mencoba membuka pintunya, kau akan mendapatinya terkunci. Jika kau mengetoknya atau memukul-mukulnya, tidak akan ada isyarat jawaban dari sisi sebelah, dan pemuda yang mengoperasikan mesin potong di sepanjang partisi hanya akan melongo padamu.
Tapi jika kau mengetok tiga kali dengan cepat, jeda setengah detik, dan kemudian mengetok sekali lagi, pintu akan terbuka segera. Tanpa sinyal yang tepat, semua ketokan di dunia tidak akan membantu, sebab ini adalah pintu masuk ke ruang publikasi American Gentile yang dijaga cermat dan markas untuk aktivitas anti-demokrasi Nazi di Middle West. Tapi yang lebih dijaga lagi daripada lokasi percetakan ini adalah kepergian dan kedatangan redaktur koran tersebut, Kapten Victor DeKayville dan penyokong keuangannya, Charles O’Brien.
Ini membawaku kepada dua agen utama Nazi di AS, yang salah seorangnya merintis suratkabar tersebut. Tentu saja tak satupun dari orang-orang naif Amerika yang memberi mereka uang untuk menyebarkan propaganda pro-Nazi mengetahui bahwa keduanya menyamar dengan nama palsu dan bahwa salah satu dari mereka adalah eks napi.
Para pemimpin sosial di Chicago dan San Fransisco itu—yang pintu-pintunya selalu terbuka untuk Pangeran Peter Kushubue tampan keren dengan mata sendunya dan omongannya tentang bagaimana kaum Bolshevik menyita perkebunan luasnya dan permata-permata keluarganya di Rusia Lama—mungkin tertarik untuk mengetahui bahwa Yang Mulia, sang Pangeran, sebetulnya seorang...well, biar kuberikan gambaran ringkas aktivitasnya sebelum dia menjadi agen Nazi:
Pada 1922, seorang emigran Rusia, lahir di Petrograd dan diberi nama baptis Peter Afanassieff atau Aphanassieff, datang ke AS untuk mencari peruntungannya, kalau bisa berupa ahli waris perempuan kaya-raya. Sebagai seorang Afanassieff yang biasa-biasa saja, dia cuma orang Rusia Putih pengangguran yang mencari kerja dan tidak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa di negara demokratis ini para ahli waris perempuan dan papa pemanja mereka tergila-gila dengan gelar. Jadi dalam semalam Peter Afanassieff mekar menjadi Pangeran Peter Kushubue; dan sebagai seorang Pangeran yang kekayaannya disita oleh kaum Bolshevik, pintu-pintu masyarakat atas San Fransisco terbuka untuknya.
Afanassieff baru saja gagal menikahi seorang ahli waris kaya di West Coast, dan dalam keputusasaan dia mencoba keahlian di bidang pemalsuan kecil-kecilan. Tapi dia memilih bisnis yang salah untuk mempraktekkan seni menulis indah. Dia memalsukan sebuah cek Kementerian Keuangan AS dan ketika petugas federal memburunya, dia melarikan diri ke Chicago. Dia diciduk dan pada 29 November 1929 dihadapkan kepada seorang Komisioner AS yang memerintahkan pengembaliannya ke San Fransisco. Pada 19 Desmber tahun yang sama dia mengaku bersalah di depan Hakim Federal F. J. Kerrigan dan dijatuhi hukuman penjara satu setengah tahun. Di persidangan dia mengaku hanya Afanassieff biasa dan menjalani hukumannya di bawah nama itu.
Ketika keluar penjara, dia berganti-ganti antara Pangeran Kushubue dan Afanassieff biasa dan kemudian, karena keruntuhan 1930 menghancurkan pasar untuk gelar-gelar asing, dia mengambil sebuah nama Amerika yang kokoh: Armstrong. Dia bilang itu adalah nama gadis ibunya. Untuk mudahnya kita akan sebut dia Armstrong mulai sekarang.
Ketika tiba di Chicago pada 1933, dia bertemu beberapa orang Rusia Putih yang bersama Harry A. Jung sedang mengerjakan penerjemahan baru “Protokol Tetua Zion”. Jung berencana menerbitkan dan mendistribusikan fabrikasi-fabrikasi itu untuk menakut-nakuti orang-orang Kristen naif korban tipuannya, tapi berubah pikiran ketika tahu bahwa dia bisa membelinya lebih murah dan menjualnya dengan harga lebih tinggi. Jung, pada gilirannya, memperkenalkan Armstrong kepada agen-agen Nazi.
Judul asli | : | Nazi Spies and American “Patriots”<i=10C9makBizuOLP0DUmPJszj4m2k8yLaxi 660KB>Nazi Spies and American “Patriots” (1939) |
Pengarang | : | John L. Spivak |
Penerbit | : | Relift Media, Juli 2023 |
Genre | : | Spionase |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |