Dia dihalangi dari mengikuti “jalan keselamatan”-ku dan sebuah bencana tiada tara menyapunya, keluarganya, dan kelas-kelas Arya Nordik Rusia ke dalam kebinasaan. Kini malapetaka lebih buruk sedang mengancam Amerika, tulang punggung Ras Kulit Putih.
Penghancuran peradaban kita, yang diprediksi oleh Count Okuma, dapat dijalankan bahkan hari ini, kemungkinan besar diawali dengan serangan Yahudi-Mongol terhadap AS atau serangan Yahudi-Mongol terhadap Eropa, sebagaimana sedang dilakukan sekarang di Bulgaria, di China, dll.
Orang-orang Amerika paling berpengetahuan pun mengabaikan fakta bahwa hari ini mereka sedang menghadapi tiga musuh Mongol sekaligus:
(1) Pemerintahan Dunia Yahudi-Mongol—“Tangan Tersembunyi” yang pada 1925 mengendalikan: a) 300 miliar dolar modal yang tersedia, b) pers dunia, dan c) banyak pemerintahan.
(2) Jepang Mongol, yang serangannya tak terelakkan, sebagaimana Tn. H. G. Wells dan lain-lain prediksikan. Hari ini Jepang sedang berkonspirasi dengan kaum Soviet Yahudi-Mongol dari Moskow, dan mereka berdua kini sedang menggunakan segala cara untuk merebut seluruh kendali China dan memaksanya bergabung dengan mereka dalam menghancurkan Ras Arya.
(3) Bolshevisme Yahudi-Mongol, yang menurut mendiang Samuel Gompers sedang didanai jutaan oleh para Bankir Internasional (“Jerman-Anglo-Amerika”), yang kesemuanya adalah orang Yahudi-Mongol. Bolshevisme sedang menggelorakan sekurangnya lima juta orang Yahudi-Mongol dan sekitar tiga juta atau empat juta orang “Yahudi-Mongol diam-diam” di Amerika; juga dua belas juta Negro di sini, dan tujuh juta lagi dari segala jenis “merah”, “merah muda”, “radikal”, “utopis”, “pasifis”, dan orang-orang tak puas lain di AS, yang bersedia untuk “memperbaiki”-nya, sebagaimana Rusia...
Orang-orang Amerika dininabobokan ke dalam rasa keamanan palsu oleh memori keamanan nyaris sempurna selama 150 tahun terakhir, padahal keamanan ini disebabkan oleh dua alasan utama yang kini tidak berlaku: (1) Tsar Rusia tidak mengizinkan serangan terbuka terhadap AS, sebagaimana dia mencegahnya pada 1863-1864. (2) Hingga beberapa tahun lalu, dua samudera melindungi pesisir Amerika, tapi pertahanan-pertahanan alami ini telah dihapuskan oleh sifat peperangan agresi yang disempurnakan. Oleh karena itu, optimisme yang selalu tersebar luas di Amerika, terutama berkat perlindungan yang disebutkan di atas, tidak lagi didasarkan pada landasan yang solid. Maka, Amerika harus mengenali dan menghadapi bahaya dan bersiap untuk peristiwa yang mungin terjadi. Orang-orang Amerika agak dimabukkan oleh rangkaian kemenangan Perang Dunia I, ketika takdir memberi Amerika lima belas bulan waktu jeda dan keamanan mutlak di dalam negeri, di antara deklarasi perangnya dan masuknya ia ke medan-medan tempur, di mana pasukan Amerika bertemu Jerman, yang diletihkan oleh empat tahun berperang. Dalam Perang Dunia II yang sedang dilangsungkan oleh Pemerintahan Dunia terhadap Amerika, ia tidak akan diberi bahkan lima belas menit untuk bersiap-siap; perang ini tidak akan dideklarasikan... Ketiga kelompok Mongol musuh AS yang disebutkan di atas adalah “pro-Amerika” pada 1918. Mereka kala itu sibuk berupaya menghancurkan atau meruntuhkan para penguasa Kristiani Rusia, Jerman, Austria, Inggris, dan Italia, dan menundukkan negara-negara ini hampir ke dalam keadaan bangkrut. Pemerintahan Dunia “mencegah Amerika masuk perang”, selama Tsar (“sahabat tradisional Amerika” menurut Presiden Roosevelt) membutuhkan pertolongannya. Mereka mendorong Amerika ke dalam perang segera setelah Tsar Rusia digulingkan. Bahkan Chicago Tribune 27 Juli 1922 mengulang desas-desus bahwa seorang Yahudi-Mongol, Hakim Lubitz Brandeis, “memerintah Gedung Putih melalui telepon rahasia”, dan seorang Yahudi, Bernard M. Baruch, betul-betul “meludahi” wajah Senat dan mengatakan dirinya adalah “orang paling berkuasa” di Amerika. Dalam tulisannya yang menarik, “The Triumphant Plutocracy”, eks Senator R. F. Pettigrew menulis bahwa ketika bangsa Amerika memilih Tn. Woodrow Wilson “karena dia mencegah Amerika masuk perang”, dia sudah sedang bersiap-siap mendeklarasikan perang. Pemerintahan Dunia melempar Amerika ke dalam perang bahkan tanpa sekehendak bangsa ini, dengan memerintah pers “Amerika” untuk memulai perang!
“Kebanyakan masyarakat Wisconsin berpihak pada Trotsky.” (Senator Brookhart, 7 Februari 1923)Dengan demikian terdapat hampir 25 juta revolusionis di dalam AS; dari luar AS terancam oleh koalisi Jepang Mongol, China Mongol, dan bangsa-bangsa Asiatik lain dengan Soviet; oleh Meksiko setengah Mongol (yang praktisnya diperintah oleh Diktator Yahudi-Mongol, Roberto Huberman), dan oleh beberapa kekuatan Arya yang dikendalikan oleh Pemerintahan Dunia (Tangan Tersembunyi). Dalam momen genting ini beberapa Senator Amerika tampaknya sengaja mencoba menghasut kemarahan, dan membangkitkan kebencian Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman melalui omongan tak kenal waktu dan tak ada gunanya tentang utang perang mereka kepada Amerika. Optimisme semacam itu sia-sia dan berlawanan dengan kepentingan terbaik Amerika.
Omongan Duta Besar, Tn. Alanston Houghton, yang menuntut Eropa mengubah kebijakan-kebijakannya, dianggap sebuah ancaman. Dan kita membaca dalam suratkabar-suratkabar Jepang bahwa Jepang menganggap “rencana manuver AL Amerika terlalu lancang dan provokatif dan ancaman besar bagi keamanan Jepang.” (New York Times, 3 Mei 1925)
Orang-orang Amerika dininabobokan ke dalam rasa keamanan palsu oleh memori keamanan nyaris sempurna selama 150 tahun terakhir, padahal keamanan ini disebabkan oleh dua alasan utama yang kini tidak berlaku: (1) Tsar Rusia tidak mengizinkan serangan terbuka terhadap AS, sebagaimana dia mencegahnya pada 1863-1864. (2) Hingga beberapa tahun lalu, dua samudera melindungi pesisir Amerika, tapi pertahanan-pertahanan alami ini telah dihapuskan oleh sifat peperangan agresi yang disempurnakan. Oleh karena itu, optimisme yang selalu tersebar luas di Amerika, terutama berkat perlindungan yang disebutkan di atas, tidak lagi didasarkan pada landasan yang solid. Maka, Amerika harus mengenali dan menghadapi bahaya dan bersiap untuk peristiwa yang mungin terjadi. Orang-orang Amerika agak dimabukkan oleh rangkaian kemenangan Perang Dunia I, ketika takdir memberi Amerika lima belas bulan waktu jeda dan keamanan mutlak di dalam negeri, di antara deklarasi perangnya dan masuknya ia ke medan-medan tempur, di mana pasukan Amerika bertemu Jerman, yang diletihkan oleh empat tahun berperang. Dalam Perang Dunia II yang sedang dilangsungkan oleh Pemerintahan Dunia terhadap Amerika, ia tidak akan diberi bahkan lima belas menit untuk bersiap-siap; perang ini tidak akan dideklarasikan... Ketiga kelompok Mongol musuh AS yang disebutkan di atas adalah “pro-Amerika” pada 1918. Mereka kala itu sibuk berupaya menghancurkan atau meruntuhkan para penguasa Kristiani Rusia, Jerman, Austria, Inggris, dan Italia, dan menundukkan negara-negara ini hampir ke dalam keadaan bangkrut. Pemerintahan Dunia “mencegah Amerika masuk perang”, selama Tsar (“sahabat tradisional Amerika” menurut Presiden Roosevelt) membutuhkan pertolongannya. Mereka mendorong Amerika ke dalam perang segera setelah Tsar Rusia digulingkan. Bahkan Chicago Tribune 27 Juli 1922 mengulang desas-desus bahwa seorang Yahudi-Mongol, Hakim Lubitz Brandeis, “memerintah Gedung Putih melalui telepon rahasia”, dan seorang Yahudi, Bernard M. Baruch, betul-betul “meludahi” wajah Senat dan mengatakan dirinya adalah “orang paling berkuasa” di Amerika. Dalam tulisannya yang menarik, “The Triumphant Plutocracy”, eks Senator R. F. Pettigrew menulis bahwa ketika bangsa Amerika memilih Tn. Woodrow Wilson “karena dia mencegah Amerika masuk perang”, dia sudah sedang bersiap-siap mendeklarasikan perang. Pemerintahan Dunia melempar Amerika ke dalam perang bahkan tanpa sekehendak bangsa ini, dengan memerintah pers “Amerika” untuk memulai perang!
Judul asli | : | The Secret World Government or “The Hidden Hand”, Section 6-11<i=1PItbPFoyb9Pz2rrtgYPpCt8dzRTh6J5X 503KB>The Secret World Government or “The Hidden Hand”, Section 6-11 (1926) |
Pengarang | : | Cherep Spiridovich |
Penerbit | : | Relift Media, Juli 2023 |
Genre | : | Politik |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |