Ketika dijelaskan lebih jauh bahwa sebagian informasi yang sampai ke sana, diungkap ke suratkabar-suratkabar, kita bisa mengerti mengapa mereka tidak sampai mempekerjakan reporter untuk mempatroli jalanan.
Reporter tak digaji dan paling efisien yang dipekerjakan oleh suratkabar adalah polisi. Nyatanya, di kota-kota utama, tanpa bantuan mereka, para redaktur akan harus bertahan tanpa sebagian besar informasi yang mereka sajikan saat ini, dan terlebih lagi, mereka akan harus mengubah metode dan mengadopsi banyak sekali metode yang dipergunakan di kota-kota kecil, di mana nilai seorang reporter diukur dari kemampuannya menempuh jarak seperti halnya kemampuan lain. Oleh publik, polisi biasanya dianggap sebagai penjaga kota yang membatasi diri pada tugas melindungi warga taat hukum dari pencuri, memelihara kedamaian, dan mengatur lalulintas. Oleh suratkabar, yang tahu lebih banyak tentang mereka, mereka dianggap pertama-tama sebagai pengumpul berita. Bahwa para penduduk kota tidak mengetahui ini, hal itu tidaklah aneh, sebab mereka tidak punya pengetahuan tentang banyak tugas yang polisi lakukan setiap hari di depan mata mereka sendiri. Berapa banyak orang di New York tahu bahwa polisi diharuskan menginspeksi ketel uap dan menerbitkan surat izin masinis? Barangkali tak satupun dalam lima ratus. Kemungkinan besar, lebih banyak lagi tidak tahu bahwa polisi mengawasi tukang gadai, pemilik toko barang bekas, pekerja kapal jung, tukang gerobak, pedagang barang bekas, dan juru lelang. Kebanyakan orang tahu bahwa mereka menerbitkan surat izin membawa senjata api, tapi mayoritas tidak tahu fakta bahwa parade tidak bisa melintasi jalanan tanpa izin mereka. Di seluruh kota New York terdapat lebih dari 8500 polisi. Di borough Manhattan dan Bronx saja, yang umumnya dianggap membentuk kota ini, terdapat sekitar 5000, dan dalam bab ini akan ditunjukkan hubungan penting mereka dengan suratkabar-suratkabar kota ini.
Mengepalai Departemen Kepolisian New York adalah seorang komisaris yang ditunjuk oleh Walikota. Asisten-asisten dekatnya adalah tiga deputi komisaris, dan dekat dengan mereka adalah seorang kepala inspektur, perwira berpangkat dari pasukan berseragam. Terus ada inspektur-inspektur borough. Selanjutnya ada inspektur-inspektur biasa, di antaranya enam untuk borough Manhattan dan borough Bronx, masing-masing bertanggungjawab atas seksi tertentu. Komisaris dan dua dari deputi-deputinya berkantor di gedung Mabes Polisi, di mana juga bertempat tenaga tatausaha departemen, biro-biro inspeksi dan surat izin, dan kepala para detektif dan anak buahnya. Terhubung dengan kantor kepala detektif adalah kumpulan foto dan ukuran yang membentuk apa yang dikenal sebagai Rogues’ Gallery. Satu deputi komisaris berkantor di Mabes Polisi Brooklyn, dan di sini dapat dijelaskan bahwa koran-koran biasa New York menganggap Brooklyn sebagai kota terpisah; masing-masing mereka mengandalkan dua atau tiga reporter departemen untuk berita kota ini. Berpangkat di bawah para inspektur polisi adalah para kapten, satu untuk setiap sektor. Sebuah sektor umumnya mencakup luas kira-kira setengah mil persegi, tapi ukuran bervariasi sesuai kepadatan populasi. Di setiap divisi ini terdapat pos polisi, di mana kapten dan para bawahannya bertempat. Bagian muka dari lantai utama pos polisi ini diperlengkapi sebagai kantor, dan tersambung dengannya adalah ruang pribadi kapten. Di bagian belakang terdapat ruang santai dan penjara kecil, di lantai atas adalah asrama. Pangkat selanjutnya setelah kapten adalah para sersan dan di bawah mereka adalah polisi inspeksi; biasanya ada empat sersan dan empat polisi inspeksi untuk setiap sektor. Terakhir, jika penjaga pintu, sopir mobil patroli, dan ibu asrama tidak disertakan, adalah polisi patroli, tamtamanya organisasi kepolisian.
Polisi patroli sektor dibagi ke dalam pleton-pleton, yang salah satunya selalu berada di jalan-jalan, dan sebagian dari satu pleton lain tidur atau istirahat di pos polisi; kontingen kedua ini, yang dikenal sebagai pasukan cadangan, dipanggil dalam keadaan darurat. Seksi sebuah sektor yang dijaga seorang polisi patroli merupakan, dalam bahasa polisi, pos atau wilayah patrolinya, dan dia diharuskan memantau setiap bagiannya dengan seksama. Memastikan para polisi patroli tetap terjaga dan tidak melalaikan pekerjaan mereka adalah tugas polisi inspeksi. Para sersan memantau polisi inspeksi dan polisi patroli dan kapten memantau mereka semua, menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan-jalan. Para inspektur, setelah meninjau hasil-hasil, langsung membuat pengaduan ketika muncul kelalaian, sebab kekacauan terus-menerus di wilayah mereka dapat mengakibatkan kehancuran mereka. Dituduh oleh seorang perwira atasan atau siapapun dengan tuduhan telah melalaikan tugas atau melanggar aturan departemen, seorang polisi disidang di depan salah seorang deputi komisaris, dan jika dinyatakan bersalah, dihukum bekerja selama beberapa hari tanpa gaji, atau dipecat dari angkatan. Tapi tidak begitu sering para perwira yang mengepalai departemen berhasil membersihkannya dari anggota-anggota buruk, sebab sebagian besar polisi yang mereka pecat ditempatkan kembali oleh pengadilan. Seorang komisaris yang pernah mengepalai departemen tidak meleset saat bilang bahwa lebih mudah menggantung seseorang dibanding mencabut seorang polisi dari posisinya.
Pada saat dijadikan anggota angkatan—dan seseorang harus lulus ujian layanan sipil sebelum bisa diangkat—seorang polisi diharuskan mengikuti sekolah pendidikan di mana dia diajari bagaimana melaksanakan tugas-tugasnya, dan pada periode ini sersan yang bertindak sebagai guru mengingatkan padanya dengan penekanan khusus bahwa satu hal yang jangan pernah dia lupakan adalah melapor ke pos polisi secepatnya kapanpun sebuah kecelakan, kebakaran, perampokan, perkelahian, atau peristiwa apapun semisal itu terjadi di wilayah yang dia jaga. Untuk kebaikan dirinya, seorang polisi lebih baik tidak lalai atau terlambat dalam membuat laporan-laporan ini. Jika kedapatan bermalas-malas ketika seharusnya berjaga dan waspada, dia mungkin lolos dengan denda nominal saja; tapi ketika terbukti dia telah menahan informasi yang semestinya diberitahukan ke para atasannya, dia akan mendapat hukuman yang akan dia ingat.
Adalah tanggungjawab para sersan untuk memastikan polisi patroli dan polisi inspeksi membuat laporan cerdas dan lengkap, dan tak ada redaktur yang berurusan dengan pengumpul berita bisa menjadi penugas yang lebih keras. Dengan absennya kapten dari pos polisi, salah seorang sersan memegang komando, dan tak peduli di manapun kapten berada, seorang sersan selalu ditemukan di ruang utama pos polisi, duduk di belakang meja yang di atasnya terhampar sebuah buku besar yang dikenal sebagai blotter. Kaitan buku ini dengan pos polisi sama seperti kaitan logbook dengan sebuah kapal. Di dalamnya sang sersan mencatat penangkapan-penangkapan, laporan-laporan yang disampaikan kepadanya, perintah-perintah yang diberikan atau diterima, semua jenis penanyaan keterangan, masuk dan keluarnya polisi patroli dan para opsir, dan aduan-aduan perampokan dan penyerangan. Ringkasnya, di dalam blotter sang sersan menuliskan keterangan kegiatan sektor, dan waktu tidak bergantung pada tangannya, sebab laporan dan perintah berdatangan kepadanya dengan padat dan cepat. Tapi sejarah sektor tidak semata-mata ditulis dan dikunci dalam blotter. Dari semua informasi yang datang kepadanya, sersan memisahkan item-item penting, dan menggunakan telepon yang bergelantung dekat mejanya, lalu menyampaikan mereka secepat dia terima ke Mabes Polisi. Item-item tak penting juga dia teruskan, tapi mereka melaju lebih lambat, diwujudkan dalam laporan-laporan tertulis yang dibawa ke mabes setiap pagi. Ada beberapa hal yang, begitu kelihatan, langsung disampaikan oleh seorang polisi patroli ke sersannya lewat telepon. Dalam banyak sekali contoh, dia pergi ke pos polisi dan melapor langsung, dan di bawah keadaan tertentu dia meneleponkan laporan pendahuluan dan belakangan menyerahkan laporan kedua yang ditulis di atas kertas.
Judul asli | : | The Police as Newsgatherers<i=1V1Urj9F3p-e9HvArc2T9Hfacjr_GQfpE 399KB>The Police as Newsgatherers (1907) |
Pengarang | : | John LaPorte Given |
Penerbit | : | Relift Media, Maret 2023 |
Genre | : | Jurnalisme |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |