Karena terlalu bijak, Cosi-Sancta membuat pecintanya binasa dan suaminya dijatuhi hukuman mati, dan, karena selalu menurut, menyelamatkan hidup saudaranya, puteranya, dan suaminya. Setelah wafat dia dikanonisasi karena telah berbuat begitu banyak kebaikan.
Sungguh keliru pepatah yang menyebut kita tidak boleh melakukan keburukan kecil yang mungkin saja menghasilkan kebaikan lebih besar. St. Agustinus memegang pendapat ini seratus persen, sebagaimana mudah dilihat dari cerita petualangan kecil berikut yang terjadi di keuskupannya, di bawah prokonsulat Septimus Acindynus, dan yang diberitakan dalam buku Kota Tuhan.
Di Hippone ada seorang pendeta tua, seorang pencipta besar konfraternitas-konfraternitas, pendeta pengakuan dosa semua gadis muda di distrik itu, dan yang dikira sebagai orang yang diberi wahyu oleh Tuhan karena berkecimpung dalam meramal nasib, sebuah profesi yang darinya dia mendapat penghidupan lumayan.
Suatu hari seorang gadis muda bernama Cosi-Sancta dibawa kepadanya. Dia perempuan paling cantik di provinsi. Ayah dan ibunya seorang Jansenis, yang telah membesarkannya dalam prinsip-prinsip kebajikan paling kaku; dan di antara semua pecintanya, tak seorangpun mampu memalingkannya sedetikpun dari sembahyangnya. Beberapa hari lalu dia diserahkan kepada seorang pak tua mungil keriput bernama Capito, penasehat presidial Hippone. Dia pria mungil keras dan rewel, yang tidak kurang akal tapi pelit bicara, peledek, dan agak kurang menyenangkan; terlebih lagi pencemburu seperti orang Venesia dan tidak bakal tahan menjadi teman dari para pecinta isterinya, demi apapun di dunia ini. Sang perempuan muda berusaha semampunya untuk mencintainya, karena pria ini akan menjadi suaminya; dia melakukannya dengan keimanan terbaik di dunia, tapi hampir tak berhasil.
Dia pergi berkonsultasi kepada si pendeta paroki untuk mencaritahu apakah pernikahannya akan bahagia. Orang baik ini berkata kepadanya dalam nada seorang peramal: “Puteriku, kebajikanmu akan menyebabkan banyak kemalangan; tapi suatu hari kau akan dikanonisasi karena melakukan tiga keserongan dari suamimu.”
Ramalan ini mengagetkan dan dengan kejam mempermalukan kemurnian gadis jelita ini. Dia menangis, dia meminta penjelasan, yakin kata-kata itu menyembunyikan suatu makna mistis; tapi dia hanya mendapat penjelasan bahwa tiga kali tidak boleh dipahami sebagai tiga kencan dengan kekasih yang sama, tapi sebagai tiga petualangan berbeda.
Lalu Cosi-Sancta menjerit; dia bahkan melontarkan beberapa hinaan kepada si pastor, dan bersumpah dirinya takkan pernah dikanonisasi. Tapi dia dikanonisasi, seperti akan kau lihat nanti.
Judul asli | : | Cosi-Sancta<i=1DnosZM5k3NNWNU0z9BOnDR3Kof0DJbsK 253KB>Cosi-Sancta (1746) |
Pengarang | : | Voltaire |
Penerbit | : | Relift Media, Januari 2023 |
Genre | : | Satir |
Kategori | : | Fiksi, Cerpen |