Kau menugasiku untuk menyusun sebuah esai yang melukiskan Cinta... Maka aku bergegas memenuhi keinginanmu. Tapi kalau bukan karena keinginan untuk menuruti perintahmu, aku tidak bakal pernah melakukannya sama sekali.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Berkata Abu Muhammad, semoga Allah mengampuninya:
Tidak ada pembuka lebih baik untuk bukuku selain dengan memuji Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Terpuji, dan memohon rahmat-Nya untuk Muhammad, hamba dan rasul-Nya, secara khusus, dan untuk semua nabi-Nya secara umum.
Dan kemudian semoga Allah menyelamatkanmu dan kita dari kebingungan, dan semoga Dia tidak membebani kita lebih dari yang kita sanggup pikul, semoga Dia dengan pertolongan-Nya yang berlimpah memberi kita petunjuk untuk menuntun kita ke dalam ketaatan pada Kehendak-Nya, dan dengan pertolongan-Nya menganugerahi kita jalan yang akan menarik kita dan membalikkan kita dari semua pelanggaran terhadap perintah-perintah-Nya! Semoga Dia tidak menyerahkan kita kepada tekad dan kekuatan lemah kita sendiri, kelemahan bingkai fisik kita dan kesimpangsiuran pendapat kita, pilihan buruk kita, kebijaksanaan remeh kita, penyimpangan nafsu kita! Suratmu datang kepadaku dari kota Almeria ke tempat tinggalku di Istana Jativa; di dalamnya kau memberiku kabar gembira akan kesehatanmu. Aku bersyukur kepada Allah untuk ini, dan berdoa kepada-Nya agar Dia melestarikan itu, dan menambah kesejahteraanmu. Kemudian waktu berjalan beberapa lama dan aku bertemu denganmu langsung; kau mencariku terlepas dari jarak yang jauh, terlepas dari jauhnya tempat tinggal kita, jauhnya tempat yang dikunjungi, panjangnya ruang yang harus ditempuh, dan ngerinya perjalanan; dan selain itu ada rintangan-rintangan lain yang sangat mungkin mengalihkan hati paling kukuh, dan menyimpangkan ingatan paling teguh, kecuali seseorang yang berpegang kuat seperti dirimu pada tali kesetiaan, menghormati hak-hak kuno dan kasih-sayang yang berakar kuat, hak-hak kemesraan kanak-kanak dan persahabatan anak muda, seorang kekasih sejati untuk Allah. Demikianlah ikatan yang Allah tegakkan di antara kita, dan untuk ini kita memuji-Nya dan bersyukur kepada-Nya.
Dalam surat tersebut di atas kau menyampaikan ide-ide melebihi apa yang biasa kujumpai dalam komunikasi-komunikasimu yang lain. Lalu saat kau tiba, kau mengungkapkan maksudmu secara terus-terang kepadaku, dan memberitahuku pandangan-pandanganmu dengan keterusterangan yang selalu menjadi ciri hubungan kita, kebiasaan berbagi denganku setiap kemanisan dan kepahitanmu, setiap pemikiran pribadi dan pernyataan terbukamu. Dalam ini kau tertuntun oleh kasih-sayang sejati, yang aku balas dua kali lipat, tanpa menginginkan imbalan selain balasan serupa. Terkait tema inilah aku menggubah bait-bait berikut dalam sebuah syair panjang yang ditujukan kepada Ubaidillah bin Abdul Rahman bin al-Mughira, cicitnya Khalifah al-Nasir (semoga Allah merahmatinya), yang merupakan teman karibku.
Hasrat-hasrat yang dibualkan banyak manusia Laksana kabut tengah hari di gurun tandus; Aku mencintaimu dengan ajegnya cinta Yang tak melayu selama nafas berhembus. Kecintaan yang kunyatakan untukmu ini Murni, dan di dalam lubuk hatiku Terpampang prasasti cinta sejati, Dan semua kisahnya tertulis di situ. Andai suatu hasrat, selain kau punya, Merasuki jiwaku sewaktu-waktu, Akan kukoyak jangatku yang hina Dan kucabut makhluk asing itu dari dadaku. Tiada hadiah lain yang kuminta; Cintamu adalah dambaanku murni; Hanya tentang tema ini aku bicara Untuk menawan telingamu yang puas diri. Jika ini kudapat, hamparan bumi, Dan segenap manusia, debu semata, Ya, para penduduk sedunia ini Ialah lalat yang merayap di keraknya.
Judul asli | : |
Preface المقدمة<i=1nFmph9rRUn0oYvU-CaUut3jPueLXCgDE 236KB>Preface<br/> المقدمة (1022) |
Pengarang | : | Ibnu Hazm |
Seri | : | Buku Tentang Cinta #0a |
Penerbit | : | Relift Media, Agustus 2022 |
Genre | : | Romansa |
Kategori | : | Nonfiksi, Esai |