Tiba-tiba dia melihatnya—kota aneh itu yang terbungkus dalam kaca. Itu menyerupai akuarium raksasa dengan orang-orang mungil bertampang ganjil berjalan-jalan di dalamnya.
“Di mana aku! Di mana aku! Di mana aku!” Kata-kata ini seolah melayang berputar-putar tujuh keliling dalam pikiran Phil Ashley yang linglung. Dia merasa seakan-akan dirinya sedang berjuang menembus kabut tebal, mencoba menemukan jalan pulangnya menuju kesadaran tapi takut ke mana itu membawanya.
“Halo,” datang suara riang. “Merasa mendingan sekarang?” Lantas dia membuka kedua matanya dan melihat wajah seorang perawat yang tersenyum. Sudah pasti, rumah sakit. Kenapa dia sampai lupa? Dirinya dibawa ke rumahsakit ini, dan saudaranya, Pete, sempat datang menjenguk, dan dia memberitahu Pete tentang—tentang pengalaman anehnya di kota di bawah laut.
“Apa saudaraku sudah kembali?” tanya Phil kepada perawat.
“Belum sejak kemarin,” katanya. “Tapi barangkali akan datang sore ini pada jam besuk. Istirahatlah. Kau cuma syok.”
Itu syok, tentu saja. Itu dan pergulatannya untuk menyelamatkan diri. Phil memejamkan kedua mata dan mencoba meletakkan sekuens peristiwa-peristiwa di tempat masing-masing. Dia dan Pete pergi bersama awak kapal seperti biasa untuk mencari kapal karam. Phil menjadi penyelam hari itu, berjalan di dasar samudera. Dan tiba-tiba dia melihatnya—kota aneh itu yang terbungkus dalam kaca. Itu menyerupai akuarium raksasa dengan orang-orang mungil bertampang ganjil berjalan-jalan di dalamnya. Sementara membelalak, dia disergap dari belakang dan selang udaranya putus. Lalu dia tersapu ke dalam lingkup kaca itu seolah-olah oleh kekuatan ruang vakum dan itu menjadi awal petualangan anehnya.
“Aku masih tak bisa percaya,” pikirnya. “Terlalu fantastis orang-orang hidup di dasar laut. Tapi aku tahu itu nyata karena aku sudah ke sana.”
Phil menceritakan itu pada Pete sehari sebelumnya. Pete tak percaya tapi penasaran. “Kita akan pergi lagi dan melihat langsung,” katanya. “Jika yang kau katakan itu benar, ini akan jadi berita terbesar yang pernah menjadi tajuk utama.”
Phil berharap para awak tidak akan menemukan jalan yang dia temukan. Dia masih ingat orang-orang mungil yang menangkapnya. Mereka habis keluar kota kaca itu, mengenakan tutup kepala ganjil yang mirip topeng besi dengan dilengkapi tangki-tangki oksigen. Begitu masuk ke dalam kota, topeng-topeng itu dicopot. Dia beruntung. Kalau tidak, bagaimana dia bisa melarikan diri?
Judul asli | : | The City Under the Sea<i=1Z6oidnnhW-LqFA0VM34_H3C90RqaSxg9 263KB>The City Under the Sea (1953) |
Pengarang | : | Anonim |
Penerbit | : | Relift Media, Juli 2022 |
Genre | : | Fantasi |
Kategori | : | Fiksi, Cerpen |