“Saat mendengar ini, wahai Pangeran Kaum Beriman, ketakutanku menjadi-jadi, dan aku merasa dunia menyempit di depan mataku. Ternyata aku sudah menarik diriku ke ajalku sendiri.”
Ketika Bani Abbasiyah memangku kekhalifahan, seluruh Bani Umayyah yang tersisa pergi bersembunyi. Di antara mereka adalah Ibrahim bin Sulaiman. Beberapa temannya mengetengahinya dengan khalifah Abbasiyah, as-Saffah, yang memberinya surat pas jalan, lalu menerimanya di istana dan menghormatinya.
Suatu hari, as-Saffah berkata padanya: “Ibrahim, ceritakan hal teraneh yang menimpamu selama kau bersembunyi.”
Maka Ibrahim menceritakan kisah berikut:
Aku sedang sembunyi di al-Hira, di sebuah rumah yang menghadap ke padang pasir. Suatu hari, saat aku sedang duduk di atap rumah ini, aku lihat panji-panji hitam datang dari Kufah ke al-Hira. Aku betul-betul ketakutan, karena menduga orang-orang itu sedang mencariku.
Aku pergi dalam samaran sampai tiba di Kufah, tidak tahu di rumah siapa aku bisa bersembunyi. Aku berdiam untuk sementara waktu, menimbang-nimbang apa yang mesti kulakukan; lalu aku melihat sebuah gerbang besar dan memasukinya. Di pekarangan rumah itu aku menjumpai seorang pria rupawan dan tampak ramah dalam pakaian bersih. Dia bertanya siapa aku dan apa yang kuinginkan.
“Aku,” kataku, “adalah seorang manusia yang khawatir akan nyawanya. Aku datang untuk minta perlindungan dan keamanan padamu.”
