“Sungguh, Aladdin, kau ajaib! Kemarin tak ada apa-apa di sini selain pasir, dan hari ini berdiri istana paling megah di negeri ini.”
Dulu sekali, di Arab kuno, hidup Aladdin, putera tunggal seorang janda miskin. Dia bocah pemalas, suka tidur-tiduran atau bermain, pada waktu seharusnya belajar keterampilan. Tapi suatu hari...
...Aladdin didekati orang asing.
“Aladdin! Aku sudah kembali! Aku pamanmu!”
“Pamanku? Kukira pamanku sudah mati!”
Orang asing itu membujuk Aladdin untuk jalan-jalan bersamanya.
“Aku pergi selama 40 tahun. Ayo kita jalan-jalan dan akan kuceritakan perjalananku.”
Sambil berjalan, mereka melewati banyak istana megah.
“Setiap istana lebih indah dari istana sebelumnya!”
“Kita sudah berjalan jauh ke perbukitan dan aku sangat lelah. Ayo kita pulang.”
“Sedikit lagi, Aladdin, ada sesuatu yang mau kutunjukkan padamu.”
“Apa maksudmu, paman?”
Si orang asing membuat api unggun dan berkomat-kamit dengan beberapa mantera sihir.
Dia melemparkan suatu serbuk ke atas api!
“Tanah bergoncang! Ada apa ini? Apa yang kau lakukan?”
Tiba-tiba, tanah ternganga di depan mata Aladdin.
Judul asli | : | Aladdin and His Wonderful Lamp<i=1guDMB6JBJJGaQcALzjpOVFKJLn0hEN5m 1MB>Aladdin and His Wonderful Lamp (1942) |
Pengarang | : | L. Bing |
Penerbit | : | Relift Media, April 2019 |
Genre | : | Petualangan |
Kategori | : | Fiksi, Komik |